Manfaat mempelajari sifat kimia tanah
Dengan mempelajari
kimia tanah menurut saya kita akan mengetahui, Larutan terdapat di antara partikel tanah yang merupakan media yang paling
penting dalam proses kimia tanah. Maupun Proses-proses yang terjadi di lingkungan tanah seperti penyerapan ion oleh
akar, penambahan ion oleh pupuk atau oleh air hujan merupakan contoh
faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan komposisi larutan tanah. Perubahan ini akan diimbangi oleh perubahan
kandungan ion yang berada dalam kompleks jerapan, seperti pelepasan ion ke
dalam larutan atau pengikatan ion dari larutan oleh kompleks jerapan. Dalam kimia
tanah kita akan banyak mengetahui bahwa Fraksi tanah
merupakan paling penting dalam menentukan sifat kimia tanah adalah
koloid tanah, yakni bahan-bahan mineral (liat) maupun organik (humus) yang
berukuran sangat halus. Kata koloid berasal dari bahasa yunani
"colla" yang berarti lem. Ukuran koloid ini adalah kurang dari 1
mikron, dengan demikian, tidak semua
mineral liat termasuk dalam koloid ini karena mineral liat adalah fraksi tanah
yang berukuran kurang dari 2 mikron. Halusnya ukuran koloid tanah ini
mengakibatkan bahan-bahan ini memiliki luas permukaan per satuan berat yang
sangat besar. Kondisi ini mengakibatkan koloid ini memiliki sifat adhesi yang
sangat tinggi terhadap partikel tanah yang lain. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa Partikel tanah yang sangat halus ini dinamakan dengan
"misel" (dari micro cell). Misel ini memiliki permukaan yang
bermuatan listrik negatif (anion), sehingga mampu menarik kation (ion positif)
yang terdapat di dalam larutan tanah. Penarikan ini mengakibatkan terbentuknya
lapisan ganda (double layer).
Bagian dalam lapisan ganda ini terdiri atas partikel
koloid yang bermuatan negatif, sedangkan bagian luarnya adalah kerumunan
kation yang tertarik oleh partikel koloid ini. Muatan negatif pada permukaan misel ini berasal dari beberapa sumber, yakni :
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kation yang terkandung di dalam larutan tanah dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yakni kation basa, dan kation asam. Disebut
kation basa karena penjerapan kation ini oleh kompleks jerapan ion
mengakibatkan terakumulasinya sejumlah ion OH- apabila muatan
positif kation ini melebihi muatan negatif dari misel. Kondisi ini mengakibatkan
tanah bereaksi basa. Contoh kation ini adalah Ca2+, Mg2+
dan sebagainya. Sedangkan kation asam adalah kation yang, akibat penjerapannya
oleh misel, mengakibatkan terjadinya suasana masam pada tanah. Contoh kation
ini adalah H+ dan Al3+.
Pada dasarnya, setiap kation akan dapat terjerap oleh kompleks
jerapan
ini, namun, pada
kenyataannya kation tertentu lebih banyak
dijumpai dalam tanah dibandingkan dengan kation yang lain.
Kapasitas Tukar Anion
Pertukaran anion biasanya kurang begitu dikenal dan tidak
sebanyak pengenalan kita tentang pertukaran kation pada kebanyakan tanah.
Beberapa jenis anion yang terdapat di dalam tanah sangat mudah terjerap oleh
kompleks pertukaran anion, sedangkan anion yang lain relatif kurang dapat
terjerap. Pengikatan ion fosfat oleh kompleks pertukaran anion, misalnya,
terjadi sangat kuat sehingga ion ini sangat sulit untuk dibebaskan. Sebaliknya
anion nitrat sangat sedikit terjerap oleh kompleks ini.
pH tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas
tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH pada dasarnya merupakan jumlah
konsentrasi ion hidrogen (h+) yang terdapat di dalam tanah. Semakin tinggi
kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin asam sifat tanah tersebut, demikian
pula sebaliknya.
Selain ion H+, di dalam tanah juga dijumpai
ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+.
Pada tanah yang bereaksi masam, jumlah ion H+ adalah lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis,
kandungan ion OH- adalah lebih banyak. Apabila kandungan ion H+
adalah sama dengan kandungan ion OH-, maka tanah tersebut
menunjukkan nilai pH = 7 dan dinamakan dengan tanah bereaksi netral.
Dengan
mengetahui hal diatas maka kita dapat mengaplikasikannya pada saat pemupukan
tanaman pada kondisi tanah tertentu, juga kita tahu kapan harus melakukan
pemupukan dan juga kita akan dengan mudah mengetahui kapan kita harus melakukan
pengapuran pada lahan tersebut sehingga akan mempermudah kita dalam melakukan
usaha budidaya tanaman pada lahan tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar