Kamis, 26 Juli 2012

AZAS ISLAM ADALAH TAUHID DAN MENJAUHKAN SYIRIK


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Pertama dari Dua Tulisan 1/2

Setiap muslim wajib mentauhidkan Allah Azza wa Jalla dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Seorang muslim juga mesti mengetahui pengertian tauhid, makna syahadat, rukun syahadat dan syarat-syaratnya supaya ia benar-benar memahami tauhid.

Kalimat tauhid bagi kaum muslimin, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah kalimat yang sudah tidak asing lagi, karena tauhid bagi mereka adalah suatu ibadah yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan yang pertama kali didakwahkan sebelum yang lainnya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala

“Dan sungguh, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul (untuk menyeru) agar beribadah hanya kepada Allah saja (yaitu mentauhidkan-Nya) dan menjauhi thaghut…” [An-Nahl: 36]

Tauhid menurut bahasa (etimologi) diambil dari kata: æóÍøóÏó¡ íõæóÍöøÏõ¡ ÊóæúÍöíúÏðÇ artinya menjadikan sesuatu itu satu.

Sedangkan menurut ilmu syar’i (terminologi), tauhid berarti mengesakan Allah Azza wa Jalla terhdap sesuatu yang khusus bagi-Nya, baik dalam Uluhiyyah, Rububiyyah, maupun Asma' dan Sifat-Nya.

Tauhid berarti beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja.

[A]. Macam-Macam Tauhid

[1]. Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan. Allah adalah Raja, Penguasa dan Rabb yang mengatur segala sesuatu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

“... Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” [Al-A’raaf: 54]

Allah Azza wa Jalla berfirman.

“...Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabb-mu, kepunyaanNya-lah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah, tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.” [Faathir: 13]

Kaum musyrikin pun mengakui sifat Rububiyyah Allah. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.

“Katakanlah (Muhammad): ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu, dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka, mereka menjawab: ‘Allah.’ Maka, katakanlah, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?’ Maka, (Dzat yang demikian) itulah Allah, Rabb kamu yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka, mengapa kamu masih berpaling (dari kebenaran)?” [Yunus: 31-32]

Firman Allah Azza wa Jalla.

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Pastilah mereka akan menjawab, ‘Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Mahamengetahui.’” [Az-Zukhruuf: 9] [1]

Kaum musyrikin pun mengakui bahwasanya hanya Allah semata Pencipta segala sesuatu, Pemberi rizki, Pemilik langit dan bumi, dan Pengatur alam semesta. Namun mereka juga menetapkan berhala-berhala yang mereka anggap sebagai penolong, mereka bertawassul dengannya (berhala tersebut) dan menjadikan mereka sebagai pemberi syafa’at, sebagai-mana yang disebutkan dalam beberapa ayat.[2]

Dengan perbuatan tersebut, mereka tetap dalam keadaan musyrik, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

“Dan kebanyakan dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan-sesembahan lain).” [Yusuf: 106]

Sebagian ulama Salaf berkata, “Jika kalian bertanya kepada mereka, ‘Siapa yang menciptakan langit dan bumi?’ Mereka pasti menjawab, ‘Allah.’ Walaupun demikian mereka tetap saja menyembah kepada selain-Nya.” [3]

[2]. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’aanah (minta pertolongan), istighatsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya. Dan ibadah tersebut tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah.

Sungguh Allah tidak akan ridha bila dipersekutukan dengan sesuatu apa pun. Bila ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang besar) dan tidak diampuni dosanya (apabila dia mati dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah atas perbuatan syiriknya). (An-Nisaa: 48, 116)[4]

Al-ilaah artinya al-ma’luuh, yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan.

Allah Azza wa Jalla berfirman.

“Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” [Al-Baqarah: 163]

Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di (wafat th. 1376 H) rahimahullah berkata, “Bahwasanya Allah itu tunggal Dzat-Nya, Nama-Nama, Sifat-Sifat dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya, baik dalam Dzat-Nya, Nama-Nama, dan Sifat-Sifat-Nya. Tidak ada yang sama dengan-Nya, tidak ada yang sebanding, tidak ada yang setara dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada yang menciptakan dan mengatur alam semesta ini kecuali hanya Allah. Apabila demikian, maka Dia adalah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi dan Allah tidak boleh disekutukan dengan seorang pun dari makhluk-Nya.” [5]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

“Allah menyatakan bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, (demikian pula) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (yang menegakkan keadilan). Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Mahabijaksana.” [Ali ‘Imran: 18]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman mengenai Laata, ‘Uzza dan Manaat yang disebut sebagai ilah (sesembahan), namun tidak diberi hak Uluhiyyah.

“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan satu keterangan pun untuk (menyembah)-nya...” [An-Najm: 23]

Setiap sesuatu yang disembah selain Allah l adalah bathil, dalilnya adalah firman Allah Azza wa Jalla.

“Demikianlah (kebesaran Allah) karena sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang bathil, dan sesung-guhnya Allah, Dia-lah Yang Mahatinggi, Mahabesar.” [Al-Hajj: 62]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman tentang Nabi Yusuf 'Alaihis sallam, yang berkata kepada kedua temannya di penjara:

“Wahai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Apa yang kamu sembah selain Dia hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang (nama-nama) itu...” [Yusuf: 39-40]

Oleh karena itu, para Rasul Alaihimus sallam menyeru kepada kaumnya agar beribadah hanya kepada Allah saja. [6]

”... Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada ilah yang haq selain Dia. Maka, mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” [Al-Mukminuun: 32]

Orang-orang musyrik tetap saja mengingkarinya. Mereka masih saja mengambil sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka menyembah, meminta bantuan dan pertolongan kepada sesembahan-sesembahan itu dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pengambilan sesembahan-sesembahan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik ini telah dibatalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan dua bukti:

Pertama.
Sesembahan-sesembahan yang diambil itu tidak mempunyai keistimewaan Uluhiyyah sedikit pun, karena mereka adalah makhluk, tidak dapat menciptakan, tidak dapat memberi manfaat, tidak dapat menolak bahaya, tidak dapat menghidupkan dan mematikan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

“Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal mereka itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat memberi manfaat serta tidak kuasa mematikan dan menghidupkan juga tidak (pula) dapat membangkitkan.” [Al-Furqaan: 3]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

“Katakanlah (Muhammad), ‘Serulah mereka yang kalian anggap (sebagai sesembahan) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai suatu saham (peran) pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tidaklah berguna syafa’at di sisi Allah, melainkan bagi orang yang telah diizinkan oleh-Nya (memperoleh syafa’at)...” [Saba': 22-23]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

“Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Padahal berhala itu sendiri diciptakan dan (berhala itu) tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya bahkan berhala itu tidak dapat memberi pertolongan kepada dirinya sendiri.” [Al-A’raaf: 191-192]

Apabila demikian keadaan berhala-berhala itu, maka sungguh sangat bodoh, bathil dan zhalim apabila menjadi-kan mereka sebagai ilah (sesembahan) dan tempat meminta pertolongan.

Kedua.
Sebenarnya orang-orang musyrik mengakui bahwa Allah l adalah satu-satunya Rabb, Pencipta, yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu. Mereka pun mengakui bahwa hanya Allah yang dapat melindungi dan tidak ada yang dapat memberi-Nya perlindungan. Hal ini mengharuskan pengesaan Uluhiyyah (penghambaan), seperti mereka mengesakan Rububiyyah (ketuhanan) Allah. Tauhid Rububiyyah mengharuskan adanya konsekuensi untuk melaksanakan Tauhid Uluhiyyah (beribadah hanya kepada Allah saja).

“Wahai manusia, beribadahlah hanya kepada Rabb-mu yang telah menciptakan dirimu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (Dia-lah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan hujan itu buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Al-Baqarah: 21-22]

[3]. Tauhid Asma’ wa Shifat Allah
Ahlus Sunnah menetapkan apa-apa yang Allah Subhanhu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam telah tetapkan atas diri-Nya, baik itu berupa Nama-Nama maupun Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mensucikan-Nya dari segala aib dan kekurangan, sebagaimana hal tersebut telah disucikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita wajib menetapkan Sifat-Sifat Allah, baik yang terdapat di dalam Al-Qur'an maupun dalam As-Sunnah, dan tidak boleh ditakwil.

Al-Walid bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Malik bin Anas, al-Auza’i, al-Laits bin Sa’d dan Sufyan ats-Tsauri Radhiyallahu 'anhum tentang berita yang datang mengenai Sifat-Sifat Allah, mereka semua menjawab:

“Perlakukanlah (ayat-ayat tentang Sifat-Sifat Allah) seperti datangnya dan janganlah engkau persoalkan (jangan engkau tanya tentang bagaimana sifat itu).” [7]
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata

“Aku beriman kepada Allah dan kepada apa-apa yang datang dari Allah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Allah, dan aku beriman kepada Rasulullah dan kepada apa-apa yang datang dari beliau, sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Rasulullah.” [8]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Manhaj Salaf dan para Imam Ahlus Sunnah adalah mengimani Tauhid al-Asma’ wash Shifat dengan menetapkan apa-apa yang Allah telah tetapkan atas diri-Nya dan apa-apa yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk diri-Nya, tanpa tahrif[9] dan ta’thil[10] serta tanpa takyif[11] dan tamtsil[12]. Menetap-kan tanpa tamtsil, menyucikan tanpa ta’thil, menetapkan semua Sifat-Sifat Allah dan menafikan persamaan Sifat-Sifat Allah dengan makhluk-Nya.”

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [Asy-Syuuraa: 11]

Lafazh ayat: áóíúÓó ßóãöËúáöåö ÔóìúÁñ “Tidak ada yang sesuatu pun yang serupa dengan-Nya,” merupakan bantahan terhadap golongan yang menyamakan Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sifat makhluk-Nya.

Sedangkan lafazh ayat: æóåõæó ÇáÓøóãöíÚõ ÇáúÈóÕöí “Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” adalah bantahan terhadap orang-orang yang menafikan atau mengingkari Sifat-Sifat Allah.

[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 2]
_________
Foote Note

[1]. Lihat juga QS. Al-Mu'-minuun: 84-89, lihat juga ayat-ayat lain.
[2]. Lihat QS. Yunus: 18, Az-Zumar: 3, 43-44.
[3]. Disebutkan oleh Ibnu Katsir dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, ‘Atha', Ikrimah, asy-Sya’bi, Qatadah dan lainnya. Lihat Fat-hul Majiid Syarh Kitabit Tauhiid (hal. 39-40), tahqiq: Dr. Walid bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Furaiyan.
[4]. Lihat Min Ushuuli ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah dan ‘Aqidatut Tauhiid (hal. 36) oleh Dr. Shalih al-Fauzan, Fat-hul Majiid Syarah Kitabut Tauhiid dan al-Ushuul ats-Tsalaatsah (Tiga Landasan Utama).
[5]. Lihat Taisirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan (hal. 60), cet. Mu-assasah ar-Risalah, 1417 H.
[6]. Lihat Al-Qur-an pada surat al-A’raaf ayat 65, 73 dan 85.
[7]. Diriwayatkan oleh Imam Abu Bakar al-Khallal dalam Kitabus Sunnah, al-Laalikai (no. 930). Sanadnya shahih, lihat Fatwa Hamawiyah Kubra (hal. 303, cet. I, th. 1419 H) oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, tahqiq: Hamd bin ‘Abdil Muhsin at-Tuwaijiry, Mukhtashar al-‘Uluw lil ‘Aliyil Ghaffar (hal. 142 no. 134).
[8]. Lihat Lum’atul I’tiqaad oleh Imam Ibnul Qudamah al-Maqdisy, syarah oleh Syaikh Muhammad Shalih bin al-‘Utsaimin (hal. 36).
[9]. Tahrif atau ta’wil yaitu merubah lafazh Nama dan Sifat, atau merubah maknanya, atau menyelewengkan dari makna yang sebenarnya.
[10]. Ta’thil yaitu menghilangkan dan menafikan Sifat-Sifat Allah atau mengingkari seluruh atau sebagian Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Perbedaan antara tahrif dan ta’thil ialah, bahwa ta’thil itu mengingkari atau menafikan makna yang sebenarnya yang dikandung oleh suatu nash dari al-Qur-an atau hadits Nabi j, sedangkan tahrif ialah, merubah lafazh atau makna, dari makna yang sebenarnya yang terkandung dalam nash tersebut.
[11]. Takyiif adalah menerangkan keadaan yang ada padanya sifat atau mempertanyakan: “Bagaimana Sifat Allah itu?” Atau menentukan hakikat dari Sifat Allah, seperti menanyakan: “Bagaimana Allah bersemayam?” Dan yang sepertinya adalah tidak boleh bertanya tentang kaifiyat Sifat Allah karena berbicara tentang sifat sama juga berbicara tentang dzat. Sebagaimana Allah Azza wa Jallamempunyai Dzat yang kita tidak mengetahui kaifiyatnya. Dan hanya Allah yang mengetahui dan kita wajib mengimani tentang hakikat maknanya.
[12]. Tamtsiil sama dengan tasybiih, yaitu mempersamakan atau menyeru-pakan Sifat Allah Azza wa Jalla dengan sifat makhluk-Nya. Lihat Syarah al-‘Aqiidah al-Waasithiyyah (I/86-100) oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Syarah al-‘Aqiidah al-Waasithiyyah (hal 66-69) oleh Syaikh Muhammad Khalil Hirras, tahqiq ‘Alawiy as-Saqqaf, at-Tanbiihaat al-Lathiifah ‘ala Mahtawat ‘alaihil ‘Aqiidah al-Waasi-thiyyah (hal 15-18) oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, tahqiq Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz, al-Kawaasyif al-Jaliyyah ‘an Ma’anil Wasithiyah (hal. 86-94) oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz as-Salman.

Rabu, 25 Juli 2012

OSPEK KEJAM, UDAH NGGA ZAMAN


Kegiatan yang satu ini seringkali menjadi momok bagi para pelajar yang baru masuk ke sebuah lembaga pendidikan formal. Perasaan takut terbias di wajah-wajah mereka. Ya, OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus). Hampir seluruh lembaga pendidikan formal, mulai SMP, SMA, hingga perguruan tinggi di seantero Indonesia, setiap awal tahun ajaran baru, pasti mengadakan “hajatan” lokal ini. Tidak afdholkatanya kalau tidak merayakannya. Bahkan, sedari awal ospek selalu saja jadi agenda wajib sekaligus hiburan bagi para senior angkatan.

Kegiatan ini, jika direnungkan betul-betul, sambil flashback, menilik fakta-fakta yang ada selama ini, akan tampak sebagai aksi anarkis, biadab, kezaliman, penghinaan, terorisme, dan deviasi (penyimpangan) terhadap Syariat Islam. Ingat, terorisme itu tidak cuma pengeboman, pembunuhan massal, atau perompakan, tapi secara bahasa teror adalah segala tindakan menebar ketakutan. Ok lah, kalau para aktivis OSPEK itu nonMuslim, sisi deviasi terhadap Islam bisa diabaikan, tapi tetap saja sisi negatif lainnya tidak bisa dikesampingkan. Sudah menjadi kesepakatan tidak tertulis, tindak kezaliman dan semacamnya itu sampai kapan pun tidak dibolehkan.
Lucunya, untuk menutupi sisi kejahatannya, jadilah OSPEK gonta-ganti nama. Pekan Orientasi Studi (POS) lah, Pengenalan Kehidupan Ilmiah Kampus lah, Pengkaderan, Pendampingan, Pembinaan Mental lah, dan masih banyak istilah yang dibuat sesopan mungkin. Tujuannya sih, biar tidak ada yang menghujat. Tapi tetap saja, sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Kalau OSPEK atau apa lah namanya, masih berbau kriminal, pasti akan banyak yang menolak. Sekali kejahatan, tetap kejahatan, sampai OSPEK jadi kegiatan yang murni positif.
Secara legal formal, (cieee, serius amat) OSPEK sudah dihapuskan, sejak masih bernama Mapram atau Mapras, dengan SK Menteri P dan K No. 043 / 1971 yang melibatkan 23 instansi, dari Departemen P dan K  sampai Bappenas. Mapram terus berevolusi jadi POS, berevolusi lagi jadi OS (Orientasi Studi), dan yang terakhir namanya jadi OSPEK. Karena masih banyaknya korban kriminalitas OSPEK, keluar deh Surat Edaran Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 1539/D/I/1999 yang dengan tegas bin jelas, melarang praktek perploncoan, dalam surat yang disahkan pada 17 Juni 1999.  Puncaknya, sejarah “keemasan” OSPEK (seharusnya) berakhir dengan dikeluarkannya SK Dirjen Dikti No.38/Dikti/2000 yang menghapus OSPEK dan menyerahkan prosesi pengenalan kehidupan kampus itu pada kampus yang bersangkutan, sekaligus memberi warning agar lebih menekankan pada kegiatan akademis, bukan anarkis.
Tapi ya namanya manusia, apa artinya selembar kertas SK kalau tidak dibarengi dengan semangat perbaikan yang tinggi dari masyarakat kampus khususnya mahasiswa? Terbukti sampai saat ini perploncoan itu masih saja dijadikan tradisi tahunan. Bandel amat sih pelajar Indonesia itu. Kita lihat saja, korban-korban OSPEK ini tidak bisa dihitung lagi, saking banyaknya. Nyawa, kesehatan, kehormatan, keperawanan, harta, bahkan keimanan dan keislaman, melayang gara-gara OSPEK. Konyol kan? OSPEK yang katanya untuk pengenalan kehidupan kampus dan persiapan untuk jadi pelajar sukses, malah berbuntut keburukan bagi masa depan pelajar itu sendiri.
“Musik” Klasik
Minimal ada 4 alasan klasik (kalau tidak mau disebut alibi atau kedok) yang selalu menjadi jawaban andalan ketika perploncoan dikritisi. Pertama, agar tidak ada jarak antara mahasiswa baru dan lama. Kedua, meningkatkan solidaritas sesama mahasiswa baru. Ketiga, membangun kekuatan mental. Keempat,mempersiapkan para pelajar baru untuk menjadi pelajar yang tangguh, prestatif, dan pretisius.
Jujur saja, buat kamu-kamu yang ngotot OSPEK harus tetep ada, sudahkah OSPEK berhasil mewujudkan minimal keempat tujuan ini? Kalau mau jawab dengan hati yang jernih, OSPEK selama ini malah menunjukkan sisi negatifnya. Sebagai contoh; Pertama, tidak edukatif, karena seringkali para mahasiswa baru disuruh untuk mengerjakan tugas yang tidak jelas manfaatnya, tidak logis, melelahkan, dan membuang waktu secara sia-sia. Kedua, merendahkan martabat para mahasiswa baru. Ketiga, kental nuansa anarkisnya, yang sebenarnya cukup untuk dimasukkan sebagai bentuk pelanggaran HAM. Keempat,memupuk mental pengecut dan balas dendam. Kelima, melanggar hukum, etika, ajaran agama manapun, dan mencoreng budaya Indonesia. Keenam, melanggar kaidah hidup berdemokrasi, karena para mahasiswa baru tidak diberikan kebebasan dalam banyak hal, seperti kebebasan bersuara, kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan untuk menolak, dan kebebasan untuk menyanggah pernyataan. Ketujuh, menyita waktu, utamanya mahasiswa yang muslim. Bayangin dech, gara-gara ospek, mahasiswa muslim, jadi berkurang banyak waktunya buat ibadah, shalat fardhu jadi keteteran, apalagi shalat malam, malah kedodoran, upss, emangnya celana. Ini baru beberapa contoh penyimpangannya.
Alternatif OSPEK yang Efektif
Kalau niat tulus dan tekad sudah bulat untuk berubah menjadi OSPEK yang baik dan efektif, tentu seluruh pihak akan berpikir keras mencari kegiatan substitusi bagi OSPEK, dan pasti akan ketemu. Mustahil bin ajaib kalau tidak ketemu, lha wonk sudah bertitel mahasiswa. Kata pepatah Arab, “Man jadda, wajada,” Siapa sungguh-sungguh meraih sesuatu, dia pasti akan mendapatkannya.
Di antara kegiatan yang bisa efektif menggantikan OSPEK misalnya, Outbound Training. Kegiatan ini sangat efektif untuk memecah kebekuan antar mahasiswa baru menjadi kondisi yang sangat hangat, akrab dan tanpa jarak, dan yang nomor wahid tidak akan ada pihak yang merasa dilecehkan atau pun dirugikan. Untuk melatih daya kritis, bisa dengan metode andragogi, yaitu pelibatan langsung mahasiswa baru terhadap kondisi realitas sosial masyarakat. Konkritnya, diajak bakti sosial, bersih-bersih area kampus sebagai wujud kepekaan terhadap lingkungan, penamaman seribu pohon, penyebaran pamflet Anti Narkoba, Freesex, berkunjung ke pemukiman orang-orang kurang mampu, membuat proyek ringan terkait kemanusiaan, dan sebagainya.
Atau dengan mengadopsi dan memodifikasi metode pesantren kilat, yang tentu saja tidak sekedar mendengar ceramah tetapi interaktif, karena materinya yang memang banyak mengeksplorasi kemampuan para mahasiswa, seperti materi potensi diri, possitive thinking, manajemen pribadi, dan lain-lain. Bisa juga dengan mengadakan kegiatan OSPEK yang murni ditambah dengan DIKLAT. Masih banyak lagi, ide-ide alternatif untuk menggantikan OSPEK yang selama ini tidak humanis dan berbau kriminal, baik yang halus sampai yang terang-terangan. Masih banyak kegiatan yang lebih efektif untuk mempersiapkan para mahasiswa baru menjadi mahasiswa yang sukses, tangguh, prestatif, dan prestisius.
Berantas Sampai ke Akarnya!
OSPEK yang tidak humanis atau yang biasa disebut perploncoan, sama seperti korupsi. Keduanya ibarat kanker ganas stadium akhir. Cara yang paling efektif mengatasinya adalah dengan amputasi. Sebuah langkah pasti harus dilakukan dalam upaya menghapus budaya perploncoan. Tidak hanya karena kita ingin tidak lagi mendengar berita duka dari ekses perploncoan, tetapi lebih dari itu, karena kita tidak ingin tekad reformasi yang telah digalang dengan penuh pengorbanan, darah, dan air mata menemui kegagalan hanya karena dikhianati oleh mahasiswa primitif bin jadul alias kolot yang ‘gagap perubahan’.
Dan kalau dipikir-pikir benar juga kata orang bahwa OSPEK ini sejatinya adalah tradisi peninggalan penjajah bangsa kita yang paling kejam, yap, tepat, Belanda. Jadi, mahasiswa yang masih saja ngotot ngadain OSPEK versi teror mental dan fisik itu hanya mahasiswa yang primitif, jadul, kolot, kuno, ga tahu perkembangan zaman.
Kalau buat yang ngaku beragama Islam sih, pasti sudah pada paham, Muslim itu wajib taat sama Pemerintah yang sah. Dilarang keras membelot apalagi memberontak. Selama perintah dari Pemerintah itu dalam koridor tidak melanggar Syariat Islam. Kalau Pemerintah sudah melarang OSPEK versi teror mental dan fisik, ya sudah, dengar dan taat. Tidak usah lagi OSPEK. Ganti dengan yang bermanfaat dan aman.
Alhasil, OSPEK versi teror mental dan fisik itu sudah jadul (jaman dulu) banget, primitif, sudah ga zamannya lagi. OSPEK ga pake okol, tapi pake akal. Sekarang zamannya OSPEK yang versi edukatif dan progresif. Setuju?
Disebarkan oleh www.thaybah.or.id

Rabu, 18 Juli 2012

Keindahan Dienul Islam

Dienul Islam seluruhnya indah. Aqidahnya adalah aqidah yang paling benar, paling lurus dan paling bermanfaat. Etikanya adalah etika yang paling terpuji dan paling elok. Amal dan hukumnya adalah yang paling baik dan paling adil.



Islam adalah agama kebahagiaan dan kemenangan, dan bahwasanya Islam tidak membiarkan manusia dalam kesendiriannya, atau bersama keluarganya, atau bersama tetangganya, atau bersama saudara-saudara seagamanya, bahkan bersama manusia lainnya melainkan diajarkan kepadanya etika-etika secara detail, cara-cara bergaul yang dapat menjadikan kehidupannya damai dan meraih kebahagiaan.
Dengan pandangan yang agung dan tinjauan yang indah terhadap keindahan agama inilah, Allah akan meresapkan keimanan ke dalam hati seorang hamba dan menjadikan iman itu indah dalam hatinya. Sebagaimana karunia yang telah dilimpahkan-Nya untuk hamba-Nya yang terpilih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu”.(QS. Al-Hujuraat:7)
Sehingga iman dalam hati menjadi sesuatu yang paling disukai dan yang paling indah. Dengan inilah seorang hamba akan merasakan kelezatan iman, ia akan benar-benar merasakannya dalam hatinya. Batin menjadi indah dengan dasar keimanan dan hakikatnya. Dan lahiriyah juga menjadi indah dengan amal-amal keimanan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata: “Jika engkau perhatikan hikmah yang sangat agung pada agama yang lurus, millah yang hanif dan syariat yang dibawa Muhammad dengan segala kesempurnaannya, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan keindahannya tidak kuasa untuk disifatkan serta tidak dapat dibayangkan oleh orang-orang yang cemerlang akalnya, meskipun mereka berkumpul memikirkannya dan mereka semua memiliki akal lelaki yang paling sempurna menurut ukuran akal yang paling cemerlang untuk mengenali keindahannya dan menyaksikan keutamaannya. Tidak pernah ada di alam semesta syariat yang lebih sempurna, lebih mulia dan lebih agung daripadanya. Syariat itu sendiri menjadi saksi dan yang disaksikan, menjadi hujjah dan yang didukung oleh hujjah, menjadi dakwa dan keterangan, seandainya rasul tidak datang membawa bukti keterangan niscaya sudah cukup syariat ini menjadi bukti, ayat dan saksi bahwa ia diturunkan dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Oleh karena itu, memperhatikan keindahan agama ini, meneliti isinya berupa perintah dan larangan, syariat dan hukum, akhlak dan adab, merupakan motivator dan pendukung yang paling kuat untuk masuk ke dalamnya bagi yang belum beriman, dan untuk menambah keimanan bagi yang sudah beriman. Bahkan, semakin kuat perhatiannya terhadap keindahan agama ini, semakin kokoh tapak kakinya dalam mengenal agama ini dan mengenal keindahan dan kesempurnaannya serta keburukan apa saja yang menyelisihinya, niscaya ia akan menjadi orang yang paling kuat keimanannya, yang paling bagus keistiqamahannya dan komitmennya terhadap agama ini.
Oleh karena itu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Maksudnya, kalangan khusus umat ini dan orang-orang pilihannya, setelah akal mereka menyaksikan keindahan agama ini, keagungan dan kesempurnaannya, serta menyaksikan keburukan, kekurangan dan kejelekan apa saja yang menyelisihinya maka keimanan dan kecintaannya terhadap agama ini akan merasuk ke dalam hati. Kalaulah diberi pilihan antara dilemparkan ke dalam api atau memilih agama selain Islam niscaya ia akan memilih dilemparkan ke dalam api dan dipotong-potong anggota tubuhnya daripada harus memilih agama selainnya. Manusia seperti ini merupakan manusia yang telah kokoh tapak kakinya di atas keimanan. Mereka adalah manusia yang paling jauh dari kemurtadan dan manusia yang paling berhak mendapat keteguhan di atasnya sampai hari mereka bertemu Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Aku katakan: “Dalil yang mendukung perkataan Ibnul Qayyim di atas adalah hadits Anas Radhiyallah ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ada tiga perkara, siapa saja memiliki ketiga perkara tersebut niscaya ia akan merasakan manisnya iman. Yakni apabila Allah dan rasul-Nya menjadi yang paling ia cintai daripada selain keduanya, tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah semata, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana benci dilemparkan ke dalam api.”
Inilah hamba yang merasakan kelezatan iman dan telah merasuk keimanan dalam hati sanubarinya yang paling dalam, lalu hatinya memancarkan cahaya iman dan ia memperoleh ketenangan yang luar biasa. Sehingga tidak mungkin lagi ia kembali pada kekufuran, kesesatan, mengikuti hawa nafsu dan persangkaan dusta. Bahkan ia akan menjadi manusia yang paling dalam keimanannya, paling kuat komitmen dan keteguhannya, paling kuat ikatannya dengan Rabb dan pencipta-Nya. Karena ia masuk ke dalam Islam atas dasar ilmu, qana’ah dan ma’rifah. Sehingga ia mengenal keindahan Islam dan keagungannya, keelokan dan kebersihannya serta keistimewaannya di atas agama-agama yang lain. Maka iapun meridhai Islam menjadi agamanya, ia merasa damai tiada tara dengan Islam. Lalu bagaimana mungkin ia mencari pengganti selainnya? Atau mencari alternatif lain atau mencari tempat pindah atau tempat lainnya?
Dikutip daru buku “Pasang Surut Keimanan
Penulis: Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr
Penerbit Pustaka At Tibyan

Kamis, 05 Juli 2012

Teka Teki

Ada Berapa Kuda dalam Gambar Tersebut ???

MUQADDIMAH

Innal hamdalillahi nahmaduhu wanasta'inuhu wanastaghfiruhu wana'udubillahi min syururi anfusinaa wamin sayyiati a'maalinaa, mayahdillahu falaa mudhillalah, wamayyudhlil falaa haadiyalah, asyhadu allaa illaa ha illallahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh

Artinya :
Segala puji bagi Allah, hanya kepadaNya kita memuji, memohon pertolongan, dan memohon ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan buruknya amalan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak di ibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. 
(muqaddimah dikutip dari : Kumpulan do'a dari al-Quran dan as-Sunnah yang shahih. pengarang : Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Penerbit : pustaka Imam Asy-Syafi'i. hal xiii)
--------------------------------------------------------------------------------------------


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Ali Imran, 03:102)


 يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ 
وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An-Nisaa 04:01)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
 perkataan yang benar, (Al-Ahzab 33:70)

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
 Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Al-Ahzab 33:71)

----------------------------------------------------------------------------------------------
fa inna asdaqol haditsi kitaabullah, wa khairol hadyi hadyu muhammadin (salallahu alaihi
 wassallam) wa syarrol umuuri muhdatsatuhaa,wa kulla muhdatsatin bid'ah, wa kulla bid'atin dholaalah, wa kulla dholaalatin finnaar.
Artinya :Sesungguhnya sebaik - baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik - baik petunjuk
 adalah petunjuk Muhammad (salallahu alaihi wassallam), sejelek- jelek perkara adalah 
yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat,
 dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

(muqaddimah dikutip dari : Kumpulan do'a dari al-Quran dan 
 as-Sunnah yang shahih.
Pengarang : Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Penerbit : 

pustaka Imam Asy-Syafi'i. hal xv-xvi)

Senin, 02 Juli 2012

Sayonara Jahiliah


Seminar IMMPERTI (IKATAN MAHASISWA MUSLIM PERTANIAN INDONESIA)


Do'a


Tegar Di Atas Haq


FILTER BISNIS


Amal Yaumi



Add caption





Semangat Dakwah Mengundang Datangnya Hidayah

Semangat Dakwah Mengundang Datangnya Hidayah

Ada kisah menarik tentang semangat dakwah, yang disampaikan oleh DR. Muhammad Ratib an-Nabulsy saat Khuthbah Jumat tertanggal 2 Juli 2010. Sebuah kisah inspiratif  terjadi di Amsterdam yang sangat menarik untuk disimak. Berikut ini Penulis paparkan dengan terjemah bebas dan sedikit diringkas.
“Menjadi kebiasaan di hari Jumat, seorang Imam masjid dan anaknya yang berumur 11 tahun membagi brosur di jalan-jalan dan keramaian, sebuah brosur dakwah yg berjudul “Thariiqun ilal jannah” (jalan menuju jannah).
Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik air hujan yang membuat orang benar-benar malas untuk keluar rumah. Si anak telah siap memakai pakaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dinginnya udara, lalu ia berkata kepada sang ayah,
“Saya sudah siap, Ayah!”
“Siap untuk apa, Nak?”
“Ayah, bukankah ini waktunya kita menyebarkan brosur ‘jalan menuju jannah’?”
“Udara di luar sangat dingin, apalagi gerimis.”
“Tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!” “Saya tidak tahan dengan suasana dingin di luar.”
“Ayah, jika diijinkan, saya ingin menyebarkan brosur ini sendirian.”
Sang ayah diam sejenak lalu berkata, “Baiklah, pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada.”
Anak itupun keluar ke jalanan kota untuk membagi brosur kepada orang yang dijumpainya, juga dari pintu ke pintu. Dua jam berjalan, dan brosur hanya tersisa sedikit saja. Jalanan sepi dan ia tak menjumpai lagi orang yang lalu lalang di jalanan. Ia pun mendatangi sebuah rumah untuk membagikan brosur itu. Ia pencet tombol bel rumah, namun tak ada jawaban. Ia pencet lagi, dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi, namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya. Untuk kesekian kali ia kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan lebih keras. Ia tunggu beberapa lama, hingga pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam Wanita itu berkata, “Apa yang bisa dibantu wahai anakku?”
Dengan wajah ceria, senyum yang bersahabat si anak berkata, “Nek, mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa brosur dakwah untuk Anda yang menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa yang seharusnya dilakukan manusia dan bagaimana cara memperoleh ridha-Nya.”
Anak itu menyerahkan brosurnya, dan sebelum ia pergi wanita itu sempat berkata, “Terimakasih, Nak.”

Sepekan Kemudian

Usai shalat Jumat, seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan sedikit taushiyah, lalu berkata, “Adakah di antara hadirin yang ingin bertanya, atau ingin mengutarakan sesuatu?”
Di barisan belakang, terdengar seorang wanita tua berkata,
“Tak ada di antara hadirin ini yang mengenaliku, dan baru kali ini saya datang ke tempat ini. Sebelum Jumat yang lalu saya belum menjadi seorang muslimah, dan tidak berfikir untuk menjadi seperti ini sebelumnya. Sekitar sebulan lalu suamiku meninggal, padahal ia satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini. Hari Jumat yang lalu, saat udara sangat dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karena tak tersisa lagi harapanku untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku. Saya ikat satu ujung tali di kayu atap. Saya berdiri di kursi, lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya ke leher, saya memutuskan untuk bunuh diri.
Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah di lantai bawah. Saya menunggu sesaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi”, batinku.
Tapi ternyata bel berdering lagi, dan kuperhatikan ketukan pintu semakin keras terdengar. Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya turun untuk sekedar melihat siapa yang mengetuk pintu.
Saat kubuka pintu, kulihat seorang bocah berwajah ceria, dengan senyuman laksana malaikat dan aku belum pernah melihat anak seperti itu. Ia mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku, “Saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul, “Jalan Menuju Jannah.”
Akupun segera menutup pintu, aku mulai membaca isi brosur. Setelah membacanya, aku naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan menyingkirkan kursi. Saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi selamanya.
Anda tahu, sekarang ini saya benar-benar merasa sangat bahagia, karena bisa mengenal Allah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia.
Dan karena alamat markaz dakwah tertera di brosur itu, maka saya datang ke sini sendirian utk mengucapkan pujian kepada Allah, kemudian berterimakasih kepada kalian, khususnya ‘malaikat’ kecil yang telah mendatangiku pada saat yang sangat tepat. Mudah-mudahan itu menjadi sebab selamat saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan jannah yang abadi.
Mengalirlah air mati para jamaah yang hadir di masjid, gemuruh takbir. Allahu Akbar. Menggema di ruangan. Sementara sang Imam turun dari mimbarnya, menuju shaf paling depan, tempat dimana puteranya yang tak lain adalah ‘malaikat’ kecil itu duduk. Sang ayah mendekap dan mencium anaknya diiringi tangisan haru. Allahu Akbar!”
Lihatlah bagaimana antusias anak kecil itu tatkala berdakwah, hingga dia mengatakan “Tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!” Ia tidak bisa membiarkan manusia berjalan menuju neraka. Ia ingin kiranya bisa mencegah mereka, lalu membimbingnya menuju jalan ke jannah.
Lihat pula bagaimana ia berdakwah, menunjukkan wajah ceria dan memberikan kabar gembira, “Saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Siapa yang tidak trenyuh hati mendengarkan kata-katanya?
Berdakwah dengan apa apa yang ia mampu, juga patut dijadikan teladan. Bisa jadi,tanpa kita sadari, cara dakwah sederhana yang kita lakukan ternyata berdampak luar biasa. Menjadi sebab datangnya hidayah bagi seseorang. Padahal, satu orang yang mendapat hidayah dengan sebab dakwah kita, lebih baik baik bagi kita daripada mendapat hadiah onta merah. Wallahu a’lam bishawab. (Abu Umar Abdillah)[]

PROPOSAL MAHASISWA BARU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU







No         :  /02 /MGC-FP/KBM-UNIB/IV/2012
Lampiran   : Satu dukumen
Perihal   : Permohonan Bantuan Dana

Kepada Yth,
PR III Univ. Bengkulu
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Segala puji bagi Allah, yang dimana jiwa kita berada dalam genggaman-Nya. Shalawat beriring salam tetap tercurah kepada uswah hasanah kita Rasulullah Muhammad SAW.
Sehubungan dengan diadakannya Musyawarah Kerja Anggota (Mukerta) yang insya’Allah akan dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal   : 19-25 Sya’ban 1433 H (09-15 Juli 2012 M)
Pukul           : 08.00 WIB s/d Selesai
Tempat          : Universitas Bengkulu
Acara           : Pagi Maba (PMB, Pendampingan, dan Pegfaper)
Maka kami mohon bapak/ ibu dapat memberikan bantuan dana demi kelancaran penyelenggaraan kegiatan tersebut, sebagai pertimbangan, kami lampirkan 1 berkas proposal kegiatan.
Demikian surat ini kami buat, atas bantuan dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jazakullah Khairan katsiran
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bengkulu, 04 Sya’ban 1433 H
Ketua




Arsat koto
NPM.E1G010040
 
Sekretaris




Aben Candra
NPM.E1J010070
 
Pembina




Yeny Sariasih, S.P., MSc
NIP.19810811 200604 2 002
 
Menyetujui,
Pembantu Dekan III



Ir. Edi Sutrisno, M. Sc
 NIP. 19601227 198603 1 002
 
 

                                                              

MGC






Proposal Kegiatan Pagi MABA

UKM MGC Fakultas Pertanian KBM UNIB


Muqodimah   

     Segala  puji  bagi  Allah,  kami  memuji-Nya,  kami  memohon  pertolongan dan  ampunan  kepada-Nya.  Kami  berlindung  kepada  Allah  dari  kejahatan  diri kami  dan  dari  keburukan  perbuatan  kami.  Barangsiapa  yang  memperoleh petunjuk  Allah,  maka  tidak  seorang  pun  dapat  menyesatkannya.  Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak seorang pun dapat menunjukinya.
     Aku  bersaksi  bahwa  tiada  Tuhan  yang  berhak  diibadahi  kecuali  Allah semata  tanpa  sekutu  apa  pun  bagi-Nya.  Dan  aku  bersaksi  bahwa  Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.
Firman Allah SWT:

“Hai  orang-orang  beriman,  bertaqwalah  kepada  Allah  sebenar-benar  takwa kepada-Nya;  dan  janganlah  sekali-kali  kamu  mati  melainkan  dalam  keadaan beragama Islam.” (QS.3 : 102).


“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu  dari  diri  yang  satu,  dan  dari  padanya  Allah  menciptakan  isterinya;  dan daripada  keduanya  Allah  memperkembang  biakkan  laki-laki  dan  perempuan yang  banyak.  Dan  bertakwalah  kepada  Allah  yang  dengan  (mempergunakan) nama-Nya  kamu  saling  meminta  satu  sama  lain  dan  (peliharalah)  hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”  (QS. 4 : 1).



“Hai  orang-orang  yang  beriman,  bertakwalah  kamu  kepada  Allah  dan  katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni  bagimu dosa-dosamu.”

1.   Latar Belakang
Berawal dari banyaknya permasalahan-permasalahan yang melanda bangsa Indonesia dimana perekonomian menjadi satu titik pusat pergerakan yang mencirikan kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa, maka pertanian sebagai salah satu penggerak perekonomian memerlukan keseriusan untuk penerapannya. Sejauh ini, ekonomi bangsa Indonesia masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Mahasiswa merupakan pemuda kaum intelektual. Yang memiliki semangat dan idealisme yang tinggiPada pundak mahasiswa dibebankan 3 peran, yaitu sebagai guardian of value, iron stock, dan agent of change. Sebagai guardian of value, mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai kebenaran universal. Iron stock berkaitan dengan cadangan masa depan, menuntut mahasiswa membekali diri dengan kompetensi tertentu. Sedangkan agent of change berkaitan dengan potensi mahasiswa untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Kini masa kejayaan islam harus direbut kembali oleh jundi-jundi Allah , yang ikhlas hanya semata-mata untuk meraih Ridha dan Magfirah dari Rabbul Alamin. Izzah dan Ghiroh jundi-jundi Allah hendaklah kita dukung demi untuk menyelamatkan Umat dari kebodohan duniawi. Setelah dahulu datangnya Islam sebagai Ad-dien yang Haq bagai Fajar yang baru terbit dipagi hari.
Tetapi dakwah pada hari ini belum mampu menghapuskan wajah kelam kemaksiatan yang terjadi pada masyarakat. Mungkin bukan karena dakwah dan prosesi-prosesinya namun hal itu disebabkan karena pelaku-pelaku dakwah itu sendiri. Dakwah tak henti-hentinya digulirkan, mulai dari tabligh, training-training hingga kegiatan bernuansa santai diadakan. Tetapi dilain sisi, kemaksiatan juga tidak surut, mulai dari pentas hura-hura anak muda hingga pesta terlarang (seks dan Narkoba).
Mungkin sudah sunnatullah bahwa kemaksiatan ada disetiap zaman. Tetapi yang harus dibahas dan dikerjakan bukan maksiatnya tapi bagaimana dakwah mampu mengcounter hal buruk diatas. Dakwah harus dilengkapi dengan para pejuang-pejuang yang mampu dmengikhlaskan hati karena ridhoillahi. Pejuang-pejuang dakwah juga harus mampu berbuat apa yang terucap pada lisannya sehingga mampu menjadi tauladan ditengah masyarakat luas ataupun dalam hal ini masyarakat kampus.
Maka dengan menyingkirkan penat dihati dan rasa malas yang mengelilingi diri, mari kita siapkan jundi-jundi (prajurit-prajurit) dakwah dalam PMB, Pendampingan, dan Pegfaper 1433H,  yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Moslem Generation Club (UKM MGC) Fakultas Pertanian Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu.
2. Tujuan
-          Mengembangkan dakwah kampus
-          Menanamkan pemahaman pentingnya berjama’ah dalam aktivitas ‘amal.
-          Menyiapkan skill dan mental kader baru sebagai bekal menjalankan program-program di LDKF.
3. Landasan Kegiatan
Ø  (QS. Ali Imran: 110)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Ø  (Q.S Ali Imran: 103)
“Dan berpeganglah kamu sekalian dengan tali (agama) Allah, dan
 janganlah kamu bercerai-berai”
Ø  Hadist Rasulullah:
Seorang muslim ialah yang menyelamatkan kaum muslimin (lainnya) dari (kejahatan) lidah dan tangannya. Seorang mukmin ialah yang dipercaya oleh kaum beriman terhadap jiwa dan harta mereka, dan seorang muhajir ialah yang berhijrah meninggalkan dan menjauhi keburukan  (HR. Ahmad)

4.  Sasaran

-          Mahasiswa Baru Faperta Unib
-          Seluruh kader UKM Moslem Generation Club
-          Undangan dari LDF  lain



Isi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah Musyawarah Kerja Anggota (MUKERTA) UKM MGC Fakultas Pertanian Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu

2. Tema Kegiatan
Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini,
 maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

3.   Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan dalam Pagi Maba ini adalah:
1.  Penyambutan Mahasiswa Baru
2.  Pembuatan Spanduk
3.  Surat Cinta untuk Adik-adik Mahasiswa Faperta 2012
4.  Pendampingan waktu Daftar Ulang
5.  Pegfaper “Nge (OREO)”

4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Insya’allah MUKERTA ini akan dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal   : 19-25 Sya’ban 1433 H (09-15 Juli 2012 M)
Pukul           : 08.00 WIB s/d Selesai
Tempat          : Universitas Bengkulu
Acara           : Pagi Maba (PMB, Pendampingan, dan Pegfaper)

5. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan Pagi MABA ini adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Moslem Generation Club Fakultas Pertanian Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu  (UKM MGC-FP KBM UNIB ).

6. Peserta Kegiatan
-          Mahasiswa Fakultas Pertanian.
-          Mahasiswa lintas Fakultas Universitas Bengkulu.
7. Anggaran Dana
ANGGARAN DANA
No
Sie
Rincian
Biaya
Total

1.
Konsumsi
Makan Siang panitia dan peserta (2 hari)
100 x 2 x 7.000
1.400.000



Snack Peserta dan panitia (2 hari)
100 x 3 x 3.000
900.000



Air Mineral / gallon (2 hari)
2 x 2 x 5.000
20.000



Snack Pembicara
2 x 6.000
12.000

2.
Acara
Sovenir Pembicara
2 x 50.000
100.000



Foto Copy surat Cinta
200 x 500
100.000



Administrasi
100.000
100.000

3.
Perlengkapan



Spanduk
2X 150.000
750 000



Tanda Peserta + Panitia
100x 1.500
105 000

4.
Dokumentasi
Dokumentasi
75.000
75 000

Jumlah
3.562.000
Pemasukan 100 X 10.000
1.500.000
Total dana Yang dibutuhkan
2.062.000

Terbilang :
“ Dua Juta Enam Puluh Dua Ribu Rupiah”
8. Susunan Acara
     Terlampir (1)

9. Susunan Panitia
     Terlampir (3)
Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dan akan kami realisasikan. Dengan harapan kita kegiatan ini berlangsung dengan baik dan akan memiliki implikasi positif terhadap masa depan ummat dan bangsa. Seluruh bentuk dukungan, baik moril maupun materil sangat kami butuhkan. Dan semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda di akhirat nanti.

Bengkulu, 04 Sya’ban 1433H
Ketua




Arsat koto
NPM.E1G010040
 
Sekretaris




Aben Candra
NPM.E1J010070
 
Pembina




Yeny Sariasih, S.P., MSc
NIP.19810811 200604 2 002
 
Menyetujui,
Pembantu Dekan III



Ir. Edi Sutrisno, M. Sc
 NIP. 19601227 198603 1 002
 
 

                                                             


Lampiran 1
SUSUNAN ACARA
Pagi MABA UKM MGC FAKULTAS PERTANIAN
Ahad, 03 juli 2012
No.
Pukul
Agenda
Pemateri/PJ
Ket.
1.    
08.30 – 09.00
Pembukaan
PD III FP Unib

Bpk. Ir. Edi Sutrisno, M.Sc
2.    
09.00 – 11.30
Talk Show
Mawapres Unib
Suhendra
3.    
11.30 – 13.00
Istirahat
Panitia

4.    
13.00 – 13.30
Ice Breking
PS

5.    
13.30 – 14. 00
Diskusi
Pengurus
Aben C
6.    
14.00 – 15. 00
Moslem Berprestasi


7.    
15.00 – 15.30
Pengenalan UKM MGC
Pengurus

8.    
15.30 – 16.00
Istirahat
Panitia

9.    
16.00 – 17.30
Penutup
Pembina UKM MGC FP KBM UNIB




Lampiran 2
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA
Pagi MABA UKM MGC FP KBM UNIB

SC:
  1. Maulana
  2. Ahmad Fredi
  3. Sihardin
  4. Amelia Putri U
  5. Siti qotimah

Ketua      : Arsat Koto
Seketaris  : Aben Candra
Bendahara  : Nyayu Masitha

Sie. Acara
M. yusuf
Redo putra
Redi agustri
Satria
Triatun
Taufik Ramadhan

Sie. Perlengkapan
Siki putra
Afrizal
Azka padli
Lisa nuri
Supriyadi
Putri
Sie. Konsumsi
Febri Arianti
Mufidah
Silisti
Iis Sumanti



Sie. Danus
Aben candra
Visista
Yusuf kurniawan
Agung
Eko Yulianto
Suprihati

 

Followers