Rabu, 05 Januari 2011

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN “Kerusakan Hama dan Gejala Penyakit Tanaman”

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“Kerusakan Hama dan Gejala Penyakit Tanaman”




DISUSUN OLEH:


Nama                   : Aben Candra

NPM           : E1J010070

Prodi           : Agroekoteknologi

Dosen                   : Ir. Nadrawati M.P

Co.Ass        : Tri Nurhidaya
                                                            Yanti CH




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Pengganggu tanaman dapat berasal dari hama, patogen, atau virus. Interaksi antara tanaman dengan pengganggu tersebut dapat menyebabkan tanaman menjadi sakit. Tanaman yang sakit ditandai dengan adanya perubahan morfologi bagian tanaman yang tidak normal (abnormalitas) pada tanaman. Tanaman yang sakit tidak akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Keadaan tersebut bisa menurunkan hasil produksi dan merugikan manusia. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari abnormalitas yang ditunjukkan oleh tanaman dan membedakan penyebab perubahan tersebut agar kita bisa mengatasi berbagai macam gangguan pada tanaman dan bisa mengurangi kerugian dari kerusakan yang ditimbulkan.

1.2  TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk dapat mengenal ciri-ciri perubahan morfologi bagian tanaman dan membedakan penyebab perubahan tersebut.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal abnormalitas atau kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai pengganggu akan sangat membantu dalam diagnosis. Hasil diagnosis klinis tanaman merupakan salah satu dasar perlindungan tanaman. Gangguan merupakan suatu proses interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada tanaman, karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering menunjukkan kerusakan tertentu pula (Purnomo, 2011).
Beberapa jenis hama tidak hanya memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis hama yang lain akan meninggalkan bekas aktivitas yang khas (Purnomo, 2011).
Adanya patogen, salah satu kelompok pengganggu yang menyebabkan sakitnya tanaman, di dalam tubuh tanaman menyebabkan suatu reaksi. Sebagai akibat dari reaksi tersebut, maka suatu abnormalitas tertentu akan tampak pada tanaman. Perkembangan selanjutnya, bagian patogen atau patogen itu sendiri dapat menampakkan diri pada permukaan tanaman inang yang abnormal tersebut. Abnormalitas atau perubahan – perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan agensia penyebab penyakit (patogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda. Contoh tanda penyakit misalnya : miselium jamur, spora, atau konidi jamur, badan buah jamur, mildew, sklerosium, koloni bakteri yang berupa lendir dan sejenisnya. Bebrapa patogen seringkali dalam menyebabkan penyakit tanaman menunjukkan gejala yang sama, sehingga hanya dengan memperhatikan gejala saja belum dapat ditentukan diagnosa penyakit denagn pasti. Oleh karena itu harus diperhatikan pula adanya tanda dari patogen itu sendiri (Purnomo, 2011).
Abnormalitas yang ditunjukkan suatu penyakit dapat hanya setempat atau menyeluruh. Abnormalitas yang timbul hanya setempat atau hanya terbatas pada daerah tertentu saja di bagian tubuh tanaman disebut abnormalitas lesional atau lokal, sedangkan abnormalitas yang timbul pada seluruh tanaman disebut abnormalitas sistemik (Purnomo, 2011).
Abnormalitas yang tampak sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan di dalam sel –sel bagian tanamn yang bersangkutan. Oleh karena itu abnormalitas yang ditunjukkan oleh tanaman yang terganggu juga dapat dibedakan berdasarkan perubahan – perubahan yang terjadi dalam sel atau pada sekumpulan sel yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut : (Purnomo, 2011)
1.            Tipe nekrotik, yaitu tipe kerusakan yang disebakan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau matinya sel. Contoh kerusakan yang termamsuk tipe nekrotik yaitu : bercak (nekrose), hawar (blight), busuk (rot), mati ujung (die back), klorosis karena rusaknya korofil (Purnomo, 2011).

Nekrosis . kematian sel setempat denagn cepat disebut nekrosis dan biasanya disertai dengan penghitaman atau pencoklatan. Gejala ini sering dicirikan luka setempat pada daun –daun tumbuhan uji yang diinokulasi. Dapat juga Sebago akibat adanya floem dalam berkas pembuluh pengangkutan yang mengalami degenerasi, kadang –kadang juga berkembang menjadi coreng nekrotik pada tangkai daun dan batang. Pucuk batang atau kuncup mengadakan reaksi yang cepat denagn nekrosis (nekrosis pucuk, nekrosis kuncup). Nekrosius demikian dapat terus berlangsung dan seluruh tumbuhan akan mati dengan cepat. Seperti halnya dengan luka setempat nekrotik, nekrosis internal dalam bentuk lengkung dan cincin pada potongan melintang kentang yang diserang tobacco rattle virus dan potato mop top virus menggambarkan batas –batas penyebaran virus dalam umbi dari tempat –tempat masuk melalui liang (hilum) atau kulit sesudah kemasukan nematode (Triharso, 2010).

2.            Tipe hipoplastik, yaitu tipe kerusakan yang dusebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (undevelopment) sel atau sebagian sel. Contoh kerusakan yang termasuk tipr hipoplastik yaitu : kerdil , roset, atropi, klorosis karena terhambatnya pembentukan klorofil.

Kemunduran pertumbuhan dapat menyebabkan terjadinya kerdil (stunt), akan tetapi juga ada pengaruh lain terhadap bentuk. Perkembangan yang tidak seimbang menyebabkan terjadinya malformasi (cacat). Pertumbuhan setempat mungkin terganggu oleh klorosis pada daun yang mengalami perubahan warna atau pada buah , atau sama sekali dihentikan oleh jaringan nekrotik. Gulung daun, daun keriting, distorsi daun sering pula merupakan pengaruh sekunder infeksi visru. Penyempitan daun (ekspansi terbatas jaringan helaian daun), kerut-merut (pertumbuhan terhamabt jaringan tulang –tulang daun) dan pembentukan roset (gangguan ekspansi ruas –ruas pada pucuk batang) member kesan adanya gangguan hormonal (Triharso, 2010).

3.            Tipe hiperplastik, yaitu tipe kerusakan yang disebbakan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan yang biasa. Contoh kerusakan yang termasuk tipe hiperplastik yaitu : sapu (withes broom), tunas air (proplepis), tumor (gall, cecidia), erinose, antholisis, keriting (curling), fasiasi, kudis (scab), klorosis karena pigmen maupun klorofil yang berlebihan.

Pertumbuhan kecil –kecil pada daun terutama pada tulang daun atau batang atau akar disebut enasi. Pembengkakan yang lebih besar pada batang atau akar disebut tumor. Kebanyakan penyakit mikoplasma yang ditularkan oleh perkembangan vegetatif yang luar biasa, terutama sebagai akibat dari gangguan hormon. Hal ini menyebabkan terganggunya keberkalaan (mematahkan dormansi biji, perkembangan tumbuhan secara bersinambungan), pertumbuhan sapu (poliferasi uncup, percabangan berlebihan) (Triharso,2010).

4.            Tipe injury, yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karean adanya aktivitas hama tertentu.













BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN
Bahan: tanaman/ bagian tanaman yang tidak normal.
Alat: loup.

3.2 CARA KERJA
1.      Tanaman atau bagian tanaman sampel yang tersedia, terutama pada bagian yang mengalami kerusakan diperhatikan dengan teliti dan digambar skemanya.
2.      Perubahan apa saja yang menyimpang dari tanaman normal dicatat.
3.      Tanda penyakit atau keberadaaan binatang hama serta ciri-ciri yang membedakan dari kerusakan lainnya diamati, digambar, kemudian ditulis.
4.      Menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya kerusakan tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  HASIL PENGAMATAN
Chromodaena orodata
Nama inang  : Chromodaena orodata
Kingdom      :
Divisi            :
Subdivisi      :
Kelas              :
Spesies        :
Tipe kerusakan : hiperplastik
Keterangan gambar:
1.      Batang mengalami tumor
2.      Batang normal
Deskripsi kerusakan:
Perubahan bentuk batang tanaman yang membengkak disebabkan karena adanya pertumbuhan hama di dalam batang sehingga batang menjadi membengkak.

Mekanisme terjadinya kerusakan :
Hama /pathogen masuk ke dalam tanaman terutama batang melalui celah –celah sel dan kemudian saat telah dewasa hama tersebut keluar dari batang dan membuat batang bengkak dan berlubang.



Injury pada daun kakao (Cacao)
Nama inang : Cacao
Kingdom      : plantae
Divisi           :
Subdivisi      :
Klas              :
Spesies          : Cacao
Tipe kerusakan: tipe injury dan nekrosis
Keterangan  gambar:
1.      Daun berlubang
2.      Daun yang bewarna coklat
3.      Adanya bercak

Deskripsi kerusakan:
Daun bewarna coklat (mengalami klorosis) dan terdapat bercak pada daun, dan pada bagian lain daun terlihat berlubang –lubang (mengalami injury yang disebabbkan oleh hama).
Mekanisme kerusakan :


Nama inang  :
Kingdom      :
Divisi           :  
Subdivisi      :
Klas              :
Spesies          :
Tipe kerusakan: hiperplastik
Keterangan gambar: malformasi daun
1.      Daun menjadi berubah bentuk pada bagian ujung –ujungnya berbentuk seperti buah/biji.
Meknisme terjadinya kerusakan :

Kerdil pada kol
Nama Inang  : Kol
Kingdom      : Plantae
Divisi           : Spermatophyta
Subdivisi      : Angiospermae
Klas              : Dikotiledone
Spesies          : Brassica oleracea
Tipe Kerusakan: Tipe hipoplastik
Keterangan Gambar: tanaman /daun kol yang telah mebbgulung kerdil
Deskripsi Kerusakan:
Tanaman kol menjadi kecil /kerdil (tipe hipoplasia)
Mekasinme terjadinya kerusakan :


4.2  PEMBAHASAN
Pada acara ini, kami melakukan pengamatan terhadap tanaman – tanaman yang mengalami abnormalitas. Kita dapat menemukan 4 tipe abnormalitas, yaitu ; tipe kerusakan nekrotik, tipe hipoplasia, tipe hyperplasia dan tipe injury. Dalam satu bagian tanaman, bisa terdapat lebih dari satu tipe abnormalitas.

Timbulnya gejala penyakit disebabkan karena adanya interaksi antara tanaman inang dan petogen. Penanaman gejala fenyakit dapat didasarkan kepada tanda penyakit, perubahan bentuk, tanaman, pertumbuhan tanaman dan sebagainya. Penamaan gejala penyakit didasarkan kepada bentuk
patogen yang terlihat pada bagian tanaman yang diserangnya
Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman.
Pada beberapa kasus hampir seluruh bagian dari parasit termasuk, propagul vegetatif dan generatif terdapat pada bagian luar tanaman sehingga dapat dilihat.

Dalam hubungan ini untuk penamaan penyakit dapat didasarkan pada struktur patogen yang terlihat:
1.      Mildew : merupakan penyakit tanaman dimana patogen terlihat sebagai pertumbuhan pada permukaan luar dari bagian tanaman yang terserang. Biasanya tampak dalam bentuk yang berwarna keputih-putihan pada daun, cabang atau buahnya.
§                   Downy Mildew : merupakan pertumbuhan yang ditandai dengan lapisan seperti bulu-bulu kapas.
§                   Powdery Mildew: merupakan bentuk yang terdapat pada permukaan tanaman yang tampak sebagai lapisan pupur.
2.                  Karat : Gejala pada permukaan tanaman seperti karat. Hal ini karena adanya kumpulan spora yang keluar dari stomata dengan warna seperti karat (merah kecoklat-coklatan).
3.                  Smut (Gosong): Gejala ini menyerupai tepung berwarna kehitam-hitaman dan terdapat pada organ perbungaan, batang, daun dan sebagainya.
4.                  Kudis: Patogen (tubuh buah) yang muncul pada permukaan bagian yang terserang berbentuk agak kasar seperti kudis.
5.                  Cacar : Bagian tanaman biasanya daun muda yang terserang mengelupuh (seperti cacar) dan pada bagian yang menonjol terbentuk lapisaan tubuh buah.
6.                  Bercak ter (Tarspot) : Bagian yarig terserang agak menonjol dan berwarna hitatr. Bagian yang hitam tersebut terdiri dari tubuh buah cendawan.Penamaan gejala yang didasarkan kepada akibat yang ditimbulkan oleh patogen tumbuhan atau perubahan yang terjadi pada tanaman
Sebagai akibat terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit, maka akan terjadi perubahan pada tanaman dalam: Bentuk, ukuran, warna, teksture dan lain-lain.
Perubahan tersebut seringkali merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu. Tetapi adakalanya untuk satu macam penyakit menimbulkan lebih dari satu macam perubahan. Sering kali patogen penyebab penyakit tersebut dapat diketemukan pada jaringan yang terserang (internal) atau pada bagian permukan jaringan (eksternal) dalam bentuk tubuh buah, sclerotium dan sebagainya.
Seringkali warna hijau pada bagian tanaman yang terserang berubah menjadi warna kuning. Perubahan tesebut dapat terjadi oleh berbagai berikut sebab :
·                     Etiolasi. Akibat kekurangan cahaya atau terlalu lama tumbuh di tempat gelap.
·                     Khlorosis. Akibat temperatur rendah, kekurangan Fe, terserang virus, gangguan oleh cendawan, bakteri dan sebagainya.
·                     Khorornosis. Warna hijau dirubah oleh zat yang memberi warna, merah jingga.
·                     Albino. Tanaman gagal membentuk zat warna.
Terjadi pembesaran secara abnormal dalarn ukuran dari organ tanaman. Hal ini terjadi karena adanya perangsangan terhadap jaringan tanaman untuk tumbuh secara berlebihan.Pembesaran organ tanaman ini dapat terjadi karena hiperflasia atau hipertrofi atau karena keduanya yang terjadi sekaligus.Hiperflasia: pembesaran dalam ukuran secara abnormal karena bertambah dalam jumlah sel. Hipertrofi: pernbesaran karena pertambahan besar dalam ukuran sel.Pertambahan besar keadaan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk yang disebabkan oleh berbagai penyakit:
·                     Puru (galls). Salah bentuk (malformation) dengan bentuk yang agak bulat seperti Crown gall, alcar gada, bintil akar dan sebagainya.
·                     Keriting (curl). Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih cepat pada salah satu bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
·                     Sapu (witches broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu sehingga merupakan berkas yang menyerupai sapu.
·                     Akar berambut (hairy root). Sejumlah akar halus yang dibentuk secara abnormal.
·                     Intumescence. Pembengkakan yang menyerupai kudis yang terdiri dari parankhima.
Terjadinya kekerdilan ini sebagai akibat adanya penghambatan daIam pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya terbatas pada bagian tertentu saja dapat menunjukkan gejala kerdil.
Keadaan dimana sel tanaman atau ogran tanaman mati sebagai akibat adanya aktivitas patogen.
Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:
1.                  Bercak. Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya bewarna kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya agak kekuning-kuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya yang. masih sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah.
2.                  Streak dan shipe. bagian yang nekrotik memanjang masing-masing sepanjang tulang daun dan di antara tulang daun
3.                  Kanker. Terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman berkayu. Permukaan bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga terlibat bagian kayunya. Pada bagian yang pecah tersebut dapat terlihat adanya tubuh buah cendawan.
4.                  Blight. Menyerupai bentuk yang terbakar. Gejala ini terjadi jika sel-sel organ tanaman mati secara cepat (daun, bunga, ranting dan sebagainya). Bagian tanaman tersebut menjadi coklat atau hitam.
5.                  Damping - off (lodoh). Keadaan di mana batang tanaman diserang permukaan tanah. Bagian tanaman yang terserang disekitar permukaan tanah tertekan sehingea tidak mampu untuk menahan beban yang berat dari bagian atas tanaman.
6.                  Terbakar, scald atau scorch. Bagian tanaman yang sukulen mati atau berwarna coklat akibat temperatur tinggi.
7.                  Busuk. Bagian yang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Hal ini disebabkan oleh serangan cendawan dan bakteri yang menguraikan ikatan antara dinding sel oleh berbagai enzym. Tergantung dari bagian tanaman yang, terserang maka terdapat berbagai gejala busuk seperti busuk akar, busuk batang, busuk- pucuk, busuk buah. Tergantung pada tipe pembusukan maka terdapat busuk basah, busuk lunak, busuk kering.
8.                  L a y u. Efek dari gejala layu ini daunnya kehilangan ketegarannya dan layu. Gejala ini diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran, penyumbatan saluran air atau oleh senyawa yang beracun yang dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas tanaman.
9.                  Die-back. Terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya dan meluas kebagian sebelah bawahnya.
10.              Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya. Hal ini disebabkan oleh gangguan fisiologi atau sebagai akibat tidak langsung oleh gangguan patogen.
Perubahan organ tanaman (transportasi) dari organ tanaman jadi bentuk lain. Bagian tanaman diganti oleh struktur cendawan, seperti bunga yang baru terbuka mengandung kumpulan. spora (smut) atau perbungaan yang seharusnya dibentuk dirubah menjadi bentuk daun (filodi).

















BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan ini adalah :
  • Satu tanaman atau bagian tanaman bisa mengalami satu atau lebih tipe kerusakan.
  • Tipe-tipe kerusakan yang dialami tumbuhan antara lain adalah tipe nekrotik, tipe hipoplastik, tipe hiperplastik, tipe injury.
  • Tipe nekrotik ditandai dengan adanya bagian tanaman yang berwarna hitam, abu-abu, kekuning-kuningan, atau cokelat disebabkan kerusakan pada sel atau bagian sel. Contoh kerusakan tipe nekrotik adalah bercak (nekrose), hawar (blight), mati ujung (die back), dan klorosis.
  • Tipe hipoplastik ditandai dengan adanya bagian tanaman yang berukuran lebih kecil dari pada ukuran normal disebabkan terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel atau bagian sel. Contoh kerusakan tipe hipoplastik adalah atropi dan klorosis.
  • Tipe hiperplastik ditandai dengan adanya bagian tanaman yang melebihi ukuran normal karena pertumbuhan sel atau bagian sel yang di atas batas normal. Contoh kerusakan tipe hiperplastik adalah tunas air (proplepsis).
  • Tipe injury ditandai dengan adanya bagian tanaman yang berlubang karena gigitan pengganggu.












DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Bambang. 2009. Penuntun Praktikum Dasar –Dasar Perlindunga Tanaman. Universitas Bengkulu : Bengkulu

Triharso, 2010. Dasar –Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada University Pres

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers