LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“MENGUKUR
BERAT SERANGAN”
DISUSUN OLEH:
Nama : Aben Candra
NPM : E1J010070
Prodi : Agroekoteknologi
Dosen : Ir. Nadrawati M.P
Co.Ass : Tri Nurhidaya
Yanti CH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Praktikum
Untuk dapat menaksir
berat serangga atau tingkat kerusakan pada suatu pertanaman yang mengalami
gangguan.
1.2 Dasar
Teori
Tindakan
pengendalian dimaksudkan sebagai usaha untuk mencegah atau membatasi kerugian
ekonomis akibat pengganggu.
Tindakan harus dilandasi dengan pertimbangan – pertimbangan ekonomis, sehingga
tindakan tersebut benar-benar menguntungkan bagi kita. Oleh karena itu, sebelum
melakukan tindakan pengendalian, terlebih dahulu perlu dilakukan pengamatan
untuk menentukan tingkat kerusakannya. (Bambang,p 2009)
Prinsip tingkat kerusakan
ditentukan dengan menghitung berapa besar tanaman atau bagian tanaman yang
dirusak oleh suatu pengganggu dibandingkan dengan besaran seluruh pertanaman
atau bagian tanaman yang ada.
Tingkat kerusakan dapat dinyatakan dalam persen (%), proporsi (bagian), atau
skoring. Penggunaan skoring hanya sesuai dengan kenyataan jika dipertimbangkan
antara tingkat kerusakan dengan tingkat kerugian tanaman.(Bambang,p 2009).
Metode penentuan berat
serangan sulit dibuat secara umum untuk semua jenis gangguan, karena banyaknya
factor yang mempengaruhinya, misalnya : jenis tanaman dan bagian tanaman yang
sakit, pengganggu yang menyerang, cara serangannya, lingkungan yang membantu
dan yang menghambat. Metode penentuan menjadi tepat jika nilai berat serangan
setara dengan tingkat kerugian. Pada prinsipnya menggunakan rumus umum bahwa
berat serangan sama dengan ratio antara kuantitas bagian yang rusak dengan
kuantitas seluruh bagian X=bk/bt x100% dengan arti lambang X=berat serangan,
bk=besaran kerusakan, dan bt=besaran tanaman atau bagian yang diamati.
Kerusakan yang sulit diukur secara langsung besarannya dapat dilakukan uji
pendekatan dengan cara scoring kemudian dihitung berdasarkan indeks serangan
McKinney (1923) yang dipopulerkan oleh Townsend dan Humberger (1943) sehingga
dikenal sebagai rumus Townsend dan Hamburger, yaitu sebagai berikut: X=∑nV/Z N
dengan arti symbol : X=berat serangan ; n= jumlah anggota sampel tiap kategori
scoring; V= nilai numeric tiap kategori yang diamati; N= jumlah
keseluruhan anggota sampel; Z= nilai numeric tertinggi pada kategori scoring
yang dibuat. (Bambang,p 2009)
Contoh
scoring untuk akibat serangan berupa bercak daun dengan toleransi 1-2 bercak
pertumbuhan.
SKOR
|
KRITERIA
|
0
|
Tidak ada gejala */
kerusakan sama sekali atau kalau ada hanya 1-2 bercak pada seluruh daun pada
tanaman.
|
1
|
Kurang dari separuh
daun *bergejala**/rusak
|
2
|
Kurang lebih separuh
daun bergejala / rusak
|
3
|
Kurang dari separuh
daun tidak bergejala/ tidak rusak
|
4
|
Hanya 1-2 daun saja
yang tidak bergejala /tidak rusak
|
5***
|
Seluruh daun
bergejala /rusak atau tanaman mulai menunjukkan kematian
|
Keterangan
:
*
Dalam praktek, kata daun sebagai anggota sampel dapat diganti dengan kata
cabang,buah, tanaman dan lain-lain tergantung unit samplingnya.
**
Dalam praktek kata gejala dapat diganti dengan nama gejala penyakit atau
kerusakan hama yang diamati, misalnya:
bercak,berlubang,menggulung,busuk,layu,keriting, dan lainnya.
***
Nilai numeric tertinggi tidak hanya 5 tetapi dipertimbangkan dengan perbedaan
nyata antara perubahan fisik tanaman dengan nilai kerugian tanaman.
Tipe injury
yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena hilangnya sel atau
jaringan akibat adanya aktivitas hama tertentu.
Penyebab penyakit bercak daun cordana di sebabkan
oleh jamur Cordana musae (Zimm.)
Honn. Jamur mempunyai konidiofor lurus atau agak bengkokn, berwarna coklat
pucat, bersekat dengan ukuran 100-220 x 4-8mm.
pada pangkalnya bmempunyai bengkakan. Konodium bulat telur terbalik memiliki 1
sekat kadang-kadang spora agak melengkuk, berwarana agak kecoklatan. Konidium
terbentuk pada bagian nujung dan bagian
tenagh konidiofor yang agak
membengkak, terutam terbentuk pada sisi bawah daun.
. Tetapi pada umunya C. musae di anggap sebagai parasit sekunder yang masuk kedalam
jaringan dengan mengikuti pathogen lain, seterusnya dapat me mperluas bercak
yang disebabakan oleh pathogen yanhg pertamna tadi. Benang – benang jamur
terdapat di antara sel-sel tanaman inang. Factor yang berpengaru yaitu naungan,
cuaca yang sejuk, dan adanya penyakit bercak daun lain.( Arifin, 1987).
BAB II
METODELOGI
2.1
Bahan dan Alat Praktikum
Petak pertanaman dengan macam-macamserangan
pengganggu.
2.2
Cara Kerja
·
Tentukan tipe kerusakan pada petak
pertanaman yang ada apakah proporsional dengan tingkat kerugian ada atau tidak.
Jika kerusakan tidak proporsional dengan kerugian, buatlah scoring dan
kriterianya sesuai dengan gejala / kerusakan tanaman. Jika kerusakannya
proporsional dengan tingkat kerugian, lakukan pengukuran secara langsung dengan
membandingkan kuantitasnya. Dalam praktikum ini lakukan dua-duanya.
·
Tentukan unit sampling (tanaman sampel)
secara acak atau stratum.
·
Amati dan catat kerusakannya menurut
tipe kerusakannya dan jenis pengganggunya.
·
Tentukan berat serangan dengan
perhitungan berdasarkan hasil pengamatan saudara.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nama
Tanaman : Kacang kedelai
Nama
Tipe Kerusakan/gejala : Injury
Unit
sampling (jumlah tanaman) : 10
tanaman
Jumlah
Sampling (jumlah daun) : 253 daun
Cara
pengamatan :
skoring
Sampling
|
Skoring
|
||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Jumlah daun
|
|
1
|
|
ü
|
|
|
|
|
24
|
2
|
|
ü
|
|
|
|
|
34
|
3
|
|
|
ü
|
|
|
|
36
|
4
|
|
ü
|
|
|
|
|
30
|
5
|
|
ü
|
|
|
|
|
27
|
6
|
ü
|
|
|
|
|
|
15
|
7
|
|
ü
|
|
|
|
|
18
|
8
|
|
|
ü
|
|
|
|
39
|
9
|
|
|
|
|
ü
|
|
9
|
10
|
|
ü
|
|
|
|
|
21
|
X = ∑ n V
Z n
X = (0 x 1) + (1 x 6) + (2 x 2) + (4 x
1)
(4 x 10)
X = 14/ 40 x 100%
X = 35 %
- Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan
bahwa yang memiliki kerusakan yang terbesar adalah pada sampling ke 9 skoring
no 4. Dan yang paling dominan adalah adalah scoring no 2 yaitu sampling
1,2,4,5,7,10 dan yang tidak mengalami gangguan adalah no 6. Berat serangan yang
telah kami hitung adalah 35 %.
Tipe kerusakan yang terjadi adalah tipe injury yaitu tipe
kerusakan yang disebabkan karena hilangnya sel atau jaringan akibat adanya
aktivitas hama tertentu.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dari
hasil pembahasan yang didapat maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Ø Berat
serangan pada tanaman kedelai sebesar 35 %
Ø Tipe
kerusakan yaitu injury yang disebabkan pada serangga Belalang
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Bambang. 2009. Penuntun Praktikum daslintan. PS.
Agroekotek. Faperta UNIB.
Arifin,
M. 1987 . Tesis Inventarisasi
Penyakit-Penyakit Jamur di Lapang dacn Lepas
Panen
pada Pisang di Beberapa Kabupaten di Jawa timur. Malang :
Fakultas Petanian, Universitas Brawijaya
Purnomo, Bambang. 2009. Bahan ajar
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.
PS. Agroekotek. Faperta UNIB.
0 komentar:
Posting Komentar