Minggu, 02 Maret 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN “PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA”

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA" 

DISUSUN OLEH:


Nama                   : Aben Candra

NPM           : E1J010070

Prodi           : Agroekoteknologi

Dosen                   : Ir. Nadrawati M.P

Co.Ass        :
*    Tri Nurhidaya
*    Yanti CH




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN


1.1.                 TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengamati dan membedakan macam-macam formulasi pestisida, cara penyiapannya dan alat-alat yang sesuai digunakan untuk mengaplikan pada formulasi yang digunakan.
1.2.                 DASAR TEORI
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. ( Anonim, 1973)
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
1. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu..
2.  Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
*   Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
3.  Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
4.  Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
5.  Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
6.  Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
7.  Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
8.  Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
     Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
9.  Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
10.       Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
11.       Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
12.       Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
13.       Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
15.       Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap. (Suharto.2007)




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:
1.  Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates) Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
2.  Butiran (granulars) Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).
3. Debu (dust) Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
4. Tepung (powder) Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).
5. Oli (oil) Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.
(Soeharto, 2007)
KIMIA PESTISIDA
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.
1. Sifat pestisida Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih.
2.       Tata Nama Pestisida Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama.
3.       Cara Kerja Pestisida
*   Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.
*   Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap.
*   Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
*   Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. (Triharsono.2004)
BAB III
METODOLOGI

2.1. BAHAN dan ALAT
1.           BAHAN
Macam-macam jenis pestisida meliputi pestisida yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit, dengan berbagai formulasi, seperti : D,G,WP,EC,DC,ULV, dan lain-lain beberapa dasar pembuat pestisida
2.           ALAT
Macam-macam alat aplikasi pestisida. Saperti penugal, soil injector, semi-automatic sprayer, automatic high prayer, mist blower

     CARA KERJA

1.           PENGAMATAN PESTISIDA
A.       Amati contoh-contoh pestisida yang ada. Perhatikan nama pestisida, formulasi, warna, bahan aktif, dan kadar bahan aktifnya.
B.        Sebutkan alat aplikasi apa yang mestinya digunakan untuk pestisida yang bersangkutan dan bagaimana menyiapkannya.
C.        Perhatikan contoh-contoh pestisida yang masih dalam kemasan dagang. Apa saj yang tertulis pada kemasannya dan sebutkan apakah masih ada iformasi lain yang perlu dicantumkan

2.           PENGAMATAN ALAT-ALAT APLIKASI PESTISIDA
A.  Amati contoh-contoh alat paklikasi yang ada
B.   Sebutakan setiap bagiannya dan jelaskan fungsi setiap bagian tersebut
C.   Jelaskan prinsip kerja alat yang saudara amati   
D.  Sebutkan pula formulasi pestisida apa saja yang dapat diaplikasikan dalam  pemeliharaan atau perawatan alat tersebut
E.   Sebutkan apa saja yang harus diperahatikan dalam pemeliharaaan atau perawatan alat tersebut.
  

BAB V
KESIMPULAN


1.                       Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang    digunakan untuk mengendalikan berbagai hama.
2.                       Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya
3.                       pestisida harus dijual dalam bentuk formulasi
4.                       Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu
5.                       Pedstisida dapat dikelompokkan berfdasrkan sasarannya, misalnnya insektisida (racun insekta ), rodentisda (racun binatang mangerat), herbisdia (racun gulma), fungisida (racun jamur), bakterisida (racun bakteri0, virisida (racun virus), avisida (racun burung0, silvisida (racun pohon hutan) 



DAFTAR PUSTAKA

Suharto, 2007. Pengenalan dan Pengendalian hama tanaman pangan.Cv Andi Offset.YOGYAKARTA
Triharsono, 2004. Dasar-dasar perlindungan tanaman.Gadjah Mada Universitas Press.YOGYAKARTA
etc, saya lupa 













































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENGAMATAN
NO
NAMA
 PESTISIDA
P.SASARAN
FORMULASI
WARNA
NAMA B.A
KADAR B.A
1
Atonik
Pengatur Tumbuh Tanaman
L
Coklat
Natrium orto
2,0 g/l
2
Dithane m45
Bercak & busuk daun
WP
Kuning abu-abu
mankozeb
80 %
3
Indovin
Ulat grayak & penghisap daun
SP
Putih
Karbanil
85 %
4
Dithane m45
Busuk daun & bercak
EC
Kuning abu-abu
mankozeb
80 %
5
cacaron
serangga
EC
Kuning kecokalatan
profenofos
500 g/l
6
matador
Pengisap buah (helopeltis spp)
CS
Putih susu
Lamda sikalotrin
25 g/l
NO
NAMA
PESTISIDA
Formulasi
Bentuk
Pabrik
1
Atonik
ZPT
Cair
Mastalin mandiri
2
Dithane m45
Fungisida 80 WP
granuler
Dow agro science
3
Indovin
Insektisida
Tepung
Rhone pouloric
4
Dithane m45
Fungisida
Tepung
Rhome & ross
5
cacaron
Akarisida
Solid
Mastalin mandiri
6
matador
Insektisida
Cair
Dow agro science


















\







4.2. PEMBAHASAN
Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pest  berarti hama, sedangkan cide berarti membunuh.
Dalam praktek, pestisida digunakan bersama-sama dengan bahan lain misalnya dicampur minyak untuk melarutkannya, air pengencer, tepung untuk mempermudah dalam pengenceran atau penyebaran dan penyemprotannya, bubuk yang dicampur sebagai pengencer (dalam formulasi dust), atraktan (misalnya bahan feromon) untuk pengumpan, bahan yang bersifat sinergis untuk penambah daya racun, dsb.
Karena pestisida merupakan bahan racun maka penggunaanya perlu kehati-hatian, dengan memperhatikan keamanan operator, bahan yang diberi pestisida dan lingkungan sekitar. Perhatikan petunjuk pemakaian yang tercantum dalam label dan peraturan-pearturan yang berkaitan dengan penggunaan bahan racun, khususnya pestisida.
Pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum digunakan perlu diformulasikan dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat-sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisida. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya pemakai tinggal mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam manual.
Formulasi insektisida yang digunakan dalam pengawetan kayu dan pengendalian hama hasil hutan pada umumnya adalah dalam bentuk:
1.   Untuk Penyemprotan (sprays) dan pencelupan (dipping)

1.1.   Emulsifiable / emulsible concentrates (EC)
1.2.   Water miscible liquids (S)
1.2a. Water soluble concentrates (WSC)
1.2b. Soluble concentrates (SC)
1.3.   Wettable powder (WP)
1.4.   Flowable suspension (F)
1.5.   Water soluble powders (SP)
1.6.   Ultra Low Volume Concentrates (ULV)
2.   Dalam bentuk Dusts (D)

2.1.  Racun dust yang tidak diencerkan, misalnya langsung dioleskan pada bagian tiang yang akan ditanam (direct dust admixture)
2.2.  Racun dengan pengencer aktif, misalnya belerang
2.3.  Racun dengan pengencer inert, misalnya pyrophyllite
3.   Fumigan misalnya kloropikrin untuk Cryptotermes
4.   Umpan (baits)
EC (emulsible atau emulsifiable concentrates) adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir-butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Secara tradisional insektisida digunakan dengan cara penyemprotan bahan racun yang diencerkan dalam air, minyak, suspensi air, dusting, dan butiran. Penyemprotan merupakan cara yang paling umum, mencakup 75 % dari seluruh pemakaian insektisida, yang sebagian besar berasal dari formulasi Emulsible Concentrates.
Bila partikel air diencerkan dalam minyak (kebalikan dari emulsi) maka hal ini disebut  emulsi invert. EC yang telah diencerkan dan diaduk hendaknya tidak mengandung gumpalan atau endapan setelah 24 jam.
 S  (solution, larutan dalam air) merupakan larutan garam dalam air atau campuran yang jernih walaupun semula mengandung cairan lain misalnya alkohol yang dapat bercampur dengan air.
 Dusts  (D) : Dusts, debu, tepung atau bubuk – merupakan formulasi pestisida yang paling sederhana dan yang paling mudah untuk digunakan. Contoh paling sederhana dari dust yang tidak di “encerkan” adalah tepung belerang yang digunakan untuk menekan  hampi semua populasi serangga. Rayap Cryptotermes dapat dikendalikan populasinya dengan dusting.






























0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers