Akhlaq Seorang Hamba Yang Beriman
(Mukminin wal Mukminat)
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
~ * ~
Barangsiapa merenungi Kitabullah dan
senantiasa berhubungan dengannya, maka akan mendapatkan kemuliaan akhlak.
Dan
barangsiapa yang mengkaji sunnah-sunnah Nabi, yaitu perjalanan hidup
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hadits-haditsnya, akan mendapatkan
dan memahami kemuliaan akhlak dan keagungan beliau.
Untuk
itulah Allah kembali menegaskan kemuliaan akhlak itu pada akhir Surat Al-Furqan
Allah berfirman :
"Dan hamba-hamba
yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan
di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb
mereka. Dan orang-orang yang berkata : 'Ya Rabb kami, jauhkan adzab jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya
itu adalah kebinasaan yang kekal'. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk
tempat menetap dan tempat kediaman. Dan apabila orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula)
kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang
demikian. Dan orang-orang yang tidak
menyembah Ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barangsiapa yang melakukan demikian ini, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya)" (Al-Furqan : 63-68)
Maksudnya, barangsiapa menyekutukan Allah atau membunuh jiwa dengan tanpa alasan,
atau melakukan perzinaan, maka akibat perbuatannya itu dia akan mendapatkan
dosa, yaitu siksaan yang besar.
Lalu Allah menjelaskannya dengan
ayat-ayat berikut ini:
"Artinya : (Yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya
pada hari kiamat dan dia akan kekal
dalam adzab itu, dalam keadaan
terhina"
(Al-Furqan : 69).
Mereka
berada dalam siksaan, kecuali:
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih; maka
mereka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan orang yang bertaubat
dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang
sebenar-benarnya". (Al-Furqan : 70-71).
Ini semua cerminan dari akhlak Ahlul
Iman laki-laki dan wanita. Kemudian Allah melanjutkan firman-Nya:
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu" (Al-Furqan : 72)
"Laa yasyhadun" (tidak memberikan persaksian) maksudnya
yaitu: "la yahdhurun" (tidak melakukan)
Adapun yang dimaksud dengan "Az-Zuur"
(palsu, dusta) yaitu kebathilan dan
kemungkaran dari berbagai bentuk kemaksiatan dan kekafiran
Ahlul Iman adalah mereka yang tidak memberikan persaksian palsu, bahkan mereka adalah orang yang
mengingkari serta memeranginya
Firman Allah...
"Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan
menjaga kehormatan dirinya" (Al-Furqan : 72).
Lebih dari itu, Ahlul Iman akan
menolak perbuatan yang tidak
mendatangkan faedah, sebagaimana firman Allah...
"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat,
mereka berpaling daripadanya dan
mereka berkata : 'Bagi kami
amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu..." (Al-Qashash : 55).
"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka,
mereka tidaklah mengahadapinya
sebagai orang-orang yang tuli dan buta" (Al-Furqan : 73).
Bahkan mereka mengahadapinya dengan khusyuk serta menerima sepenuhnya terhadap Allah
dan sekaligus mengagungkan-Nya.
Inilah sifat mukminin dan mukminat
apabila diingatkan dengan ayat-ayat Allah mereka nampak khusyuk dan lembut hatinya serta mengagungkan Rabbnya bahkan
menangis lantaran rasa takut kepada-Nya.
Mereka melakukan itu karena mengharap pahala dari-Nya dan takut akan
siksa-Nya
Allah berfirman...
"Dan orang-orang yang berkata: 'Ya
Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertaqwa"
(Al-Furqan : 74).
Ini semua merupakan sifat-sifat
mukminin dan mukminat, mereka adalah Ibadurrahman (Hamba-hamba
Allah) yang hakiki lagi sempurna.
Qurratul 'Ain (penyejuk mata) adalah:
Manakala
engkau melihat anak-anakmu, baik laki-laki atau perempuan semuanya
melaksanakan amal shalih
Kata-kata "al-walad" secara
umum mencakup laki-laki dan wanita. Anak laki-laki sering dipanggil
dengan sebutan ibnu, sedang perempuan dipanggil dengan bintu.
Demikian pula kata-kata "dzurriyah"
yang mencakup laki-laki dan juga perempuan. Hal ini sebagaimana tersebut
dalam hadist...
"Apabila anak Adam (manusia)
meninggal, terputus amalnya kecuali 3 perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang
mendo'akannya"
Anak atau al-walad, termasuk
didalamnya adalah anak laki-laki atau perempuan, hal ini sebagaimana penjelasan
didepan. Allah mempertegas hal ini dalam firman-Nya:
"Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)...." (Al-Furqan : 74).
Yakni, dzurriyah (generasi)
yang menyejukkan pandangan mata. Hal ini
disebabkan karena kondisi anak keturunan yang taat kepada Allah dan istiqamah
di atas syari'at-Nya
Demikianlah kondisi kehidupan suami
istri, seorang suami misalnya, apabila
melihat istrinya taat kepada Allah, maka pastilah sejuk matanya (senang
hatinya). Demikian pula istri, apabila melihat suaminya taat kepada
Allah tentulah senang hatinya
Ini
terjadi manakala istri adalah sosok wanita mukminah. Suami yang shalih adalah penyejuk mata
bagi istrinya, demikian pula istri shalihah adalah penyejuk mata bagi suaminya
yang mukmin.
Generasi yang baik (dzuriyatan
thayyibah) adalah penyejuk mata bagi ayahnya, ibunya dan seluruh kerabat
mukminin dan mukminat Allah berfirman...
"Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa" (Al-Furqan : 74)
Imam bagi orang-orang yang bertaqwa,
yakni; imam dalam kebaikan yang mampu
membimbing manusia.
Kemudian Allah menegaskan balasan yang bakal diperoleh mereka, yaitu...
"Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam
jannah)" (Al-Furqan : 75).
Ghurfah adalah jannah.
Disebut ghurfah karena
ketinggiannya, sebab ia berada
ditempat yang sangat tinggi, yaitu di atas langit dan di bawah 'Arsy
Jannah
itu berada di tempat yang sangat tinggi, oleh karena itu Allah berfirman...
"Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi
(dalam jannah)" (Al-Furqan : 75).
Ghurfah (balasan yang tinggi) yakni, al-jannah.
Hal ini diperoleh karena kesabaran mereka (bimaa shabaruu).
Maksudnya adalah kesabaran dalam
mentaati Allah, kesabaran menahan yang diharamkan Allah dan kesabaran atas
musibah yang menimpa setiap saatnya
Ketika
mereka menerima dengan sabar, maka Allah akan membalas mereka dengan al-jannah yang tinggi dan
agung. Manakala mereka sabar menunaikan
kewajibannya terhadap Allah, sabar
terhadap yang diharamkan Allah, sabar
menerima musibah yang memedihkan, misalnya; sakit, kemiskinan dan
selainnya, maka Allah akan membalas mereka dengan sebaik-baik balasan
Allah berfirman...
"Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam
jannah), karena kesabaran mereka dan
mereka disambut dengan penghormatan dan
ucapan selamat di dalamnya, mereka
kekal didalamnya. Jannah itu
sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman" (Al-Furqan : 75-76).
Inilah cerminan sifat-sifat Ahlul
Iman yang utuh, baik kalangan laki-laki atau wanita. Mereka pula yang Ahlus Sa'adah wan Najah (pemilik
kemuliaan dan kesuksesan).
Didalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa Ta'ala banyak menyebutkan sifat-sifat mukminin dan
mukminat serta akhlak mereka yang mulia. Dalam surat Al-Baqarah Allah
berfirman...
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya
kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan
zakat ; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya) ; dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa" (Al-Baqarah : 177)
Inilah keadaan orang-orang yang
bertaqwa dari baik laki-laki maupun perempuan
Allah telah menjelaskan sifat-sifat
mereka dalam ayat yang mulia ini.
".....akan tetapi sesungguhnya
kebaktian itu ialah beriman kepada Allah...".
Makna ayat tersebut ialah...
"Akan tetapi, pemilik kebajikan yaitu
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi"
Iman kepada Allah dalam pengertian...
Allah
sebagai Rabb dan Ilah yang Maha Suci
lagi Maha Agung. Mereka juga mengimani Allah sebagai tempat pengabdian yang sebenar-benarnya, bahwa sesungguhnya Allah
adalah Dzat Pencipta, dan Dzat Pemberi
rezeki. Dialah yang Maha Suci dan
disifati dengan Asma'ul Husna dan sifat-sifat yang tinggi. Tidak ada yang sebanding dengan-Nya, tidak
ada tandingan bagi-Nya. Dialah yang Maha
Sempurna dalam dzat, dalam sifat-sifat, dalam nama-nama dan dalam perbuatan-Nya.
Dialah dzat yang tidak terdapat pada-Nya
kekurangan dari berbagai seginya, bahkan Dialah yang mempunyai kesempurnaan yang mutlak dari berbagai segi"
Allah berfirman :
"Katakanlah:'Diallah Allah, Yang Maha Esa'. Allah adalah Ilah yang bergantung
kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia" (Al-Ikhlas : 1-4)
Beriman kepada Hari Akhir, artinya...
"Beriman kepada hari kebangkitan setelah
kematian. Pada hari itu, dunia lenyap dan datang berganti dengan hari
akhir, yaitu Hari Kiamat. Pada hari itu, kiamat
pasti datang dan hamba-hamba Allah pasti akan dibangkitkan sebagaimana
firman-Nya...
"Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian
akan dibangkitkan (dari kuburmu) dihari kiamat". (Al-Mukminun : 16-17)
"Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya; dan bahwasanya
Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur". (Al-Hajj : 7).
Yaumul Akhir adalah:
Hari
perhitungan dan pembalasan, jannah dan naar, pemberian buku
catatan dari sebelah kanan atau sebelah kiri, diangkatnya timbangan dan
ditimbangnya perbuatan-perbuatan.
Setelah semuanya usai, maka manusia
akan menuju 2 tempat, yaitu jannah atau
naar.
Adapun
kaum mukminin maka mereka memasuki jannah dengan rasa bahagia dan
mulia. Tetapi orang-orang kafir akan memasuki naar dengan adzab
yang menghinakan.
Mari kita memohon keselamatan kepada
Allah...
Berkenan dengan keimanan terhadap
Malaikat
Maka
kita mengimani bahwa Malaikat adalah makhluk
yang taat kepada Allah, dia adalah pasukan Allah dan utusan penghubung antara
Allah dengan hamba-hamba-Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan-Nya
Allah menjelaskan sifat Malaikat dalam
firman-Nya...
"Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (At-Tahrim : 6).
Allah mencipta Malaikat dari cahaya dan mereka senantiasa melaksanakan
perintah-perintah-Nya, Allah berfirman...
"Maha Suci Allah. Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan
dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya. Allah
mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang dibelakang
mereka, dan mereka tidak memberi
syafaat melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut
kepada-Nya" (Al-Anbiya'
: 26-28).
Allah Azza wa Jalla juga berfirman
berkenan dengan mereka (malaikat):
"Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (At-Tahrim : 6).
Berkenan dengan iman kepada Al-Kitab,
maka maksudnya adalah...
iman
kepada kitab yang diturunkan dari langit. Yang paling agung diantara kitab yang ada adalah Al-Qur'an Al-Karim
Para Ahlul Iman mempercayai semua kitab telah Allah turunkan kepada para nabi terdahulu
Kitab
yang terakhir, teragung, termulia adalah Al-Qur'an Al-Adzim yang diturunkan
kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
Inilah konsekuensi sebagai mukminin,
mereka mengimani semua para nabi dan rasul serta membenarkannya.
Nabi yang paling akhir adalah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, dialah penutup para nabi dan
sekaligus nabi yang paling afdhal
Disamping
itu, seorang mukmin dituntut menyedekahkan harta yang dicintainya. Dan inilah makna firman Allah...
"Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya....". (Al-Baqarah : 177).
Para ahlul iman, mereka menginfakkan
harta yang dicintainya kepada fuqara dan
masakin kerabat dekat atau selainnya, berinfak
dijalan kebaikan dan jihad terhadap musuh-musuh Allah. Beginilah ahlul iman
dan kebaikan, mereka menginfakkan harta bendanya di jalan kebaikan
Pada ayat lain Allah juga berfirman...
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa
takut dan harap, dan mereka menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka". (As-Sajdah : 16).
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian
dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang
yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh
pahala yang besar". (Al-Hadid : 7).
Pada ayat lain, yaitu Surat Al-Baqarah:
177, Allah berfirman...
"....dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya ....". (Al-Baqarah : 177).
Makna ayat tersebut ialah...
"Mereka
menginfakkan harta mereka untuk beberapa
bentuk kebaikan, yaitu ;
Untuk
kerabat dekat, anak-anak yatim, orang-orang
fakir, orang-orang miskin bukan
dari kerabat dekat dari kalangan orang-orang lemah, untuk Ibnu Sabil, yaitu orang yang
melewati negeri asing yang tidak memiliki kecukupan nafkah. Sa'ilun atau orang yang
meminta-minta, yaitu orang yang meminta-minta kepada manusia lantaran
kebutuhan yang mendesak atau karena kemiskinannya. Bisa juga berarti
peminta-minta yang belum diketahui keadaannya. Maka kepada mereka
perlu dikasih bantuan guna menutup keadaan mereka yang kekurangan"
Allah berfirman...
"...memerdekakan hamba sahaya...." (Al-Baqarah : 177).
Maknanya:
Menginfakkan
hartanya untuk memerdekakan hamba sahaya atau memerdekakan budak,
perempuan-perempuan, memerdekakan atau menebus para tawanan
Kemudian Allah berfirman...
"....menegakkan shalat dan membayar zakat...."
Maknanya...
"Sesungguhnya orang-orang beriman
itu menegakkan shalat dan membayar zakat. Menjaga shalat tepat waktunya
sebagaimana disyari'atkan Allah dan membayar zakat sebagaimana yang diatur oleh
Allah"
Allah berfirman...
"Dan orang-orang yang memenuhi janjinya apabila berjanji"
Yaitu apabila berjanji memenuhi janji itu dan tidak udzur terhadap
janjinya
Kemudian Allah berfirman pula...
"Dan orang-orang yang sabar dalam al-ba'su, adh-dhara' dan hina al-ba'si".
Artinya sabar dalam keadaan perang
Allah
memuji mereka dalam firman-Nya...
"Mereka itu adalah orang-orang yang benar dan mereka itu adalah
orang-orang yang bertaqwa" (Al-Baqarah : 177)
Mereka itu adalah Ahlush Shidqi (orang yang benar) karena telah mewujudkan keimanannya dengan
amal yang baik dan mewujudkan ketaqwaannya kepada Allah Azza wa Jalla
Disebutkan pula sifat-sifat lain dari sifat Ahlus Shidqi sebagaimana tertera
dalam Surat Al-Anfal, Al-Bara'ah dan Surat Al-Mukminun, Allah berfirman...
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk
dalam shalatnya" (Al-Mukminun : 1-2).
Pada tempat yang lain, Allah
menyebutkan sifat-sifat orang beriman
dan kemuliaan akhlaknya. Barangsiapa mengamati Al-Qur'an Al-Karim dan
senantiasa berhubungan dengannya, niscaya akan mendapatkan sifat-sifat
tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman...
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran" (Shad : 29).
Allah berfirman...
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus"
(Al-Isra: 9).
"Katakanlah; 'Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman"
(Fushilat: 44).
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka
terkunci" (Muhammad: 24).
==================================================================================
Disalin dari buku Akhlaqul Mukminn wal Mukminat,
dengan edisi Indonesia Akhlak Salaf,
Mukminin & Mukminat oleh Syaikh Abdul Azin bin Abdullah bin Baaz, hal
27-34, terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Ihsan
Editing (dalam pemformatan) dari sini...